Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Mahananto

Ordinary people with extraordinary loves

Memilih Karir Kehidupan

Diperbarui: 2 Maret 2019   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi foto : pribadi

CARA HIDUP ITU PILIHANMU SENDIRI

Kadang saya kenal seseorang , dan berusaha ngobrol banyak dengan orang itu. Agar saya bisa ambil hikmah dari obrolan itu. Karena saya yakin , tiap orang punya hal penting dalam perjalanan hidupnya , yang harusnya bisa dibagi  sebagai pelajaran bersama. Hal penting itu bisa saja hebat atau gagal.

Yang saya beruntung dapat ngobrol ,adalah tentang kisah nyata  seorang ayah.  Masih muda  usia sekitar 45 tahun.  Sekarang ini profesi nya adalah pemilik warung Coto,  nasi kuning dan kopi.  Semua menu  adalah dari racikan bumbu dan olahan yang pemilik sendiri.  Harga tergolong murah . Karena rasanya enak ,fresh dan porsi nya cukup sekali untuk orang dewasa. Bagaimana bisa ? Apa nggak rugi ?

Rasa penasaran saya terjawab .  Sang owner ini , memang unik. Meski tergolong muda , kisah hidupnya tergolong cukup luas.  
Sehabis tamatkan sekolah perwira pelaut , dia dulu melamar kerja di salah satu perusahaan kapal cargo asing. Waktu itu sekitar tahun 1998an .  Tapi ,  cuma dua tahun ternyata mampu di jalani .  Meski digaji sekitar 14 ribu USD per bulan ( kalah gaji menteri )  ,sebagai perwira tertinggi  kedua dikapal cargo , ternyata kehidupan dikapal dan suasana laut , membuat dia bosan  lalu rindu suasana darat dan tanah air tercinta.  Dengan bekal tabungan dari gaji yang di kumpul  selama 2 tahun. Dia putuskan untuk tinggalkan profesi pelautnya.
Ini yang saya kurang begitu paham. Dengan gaji setinggi langit , kenapa cuma 2 tahun di jalani ?  Memang tabungannya  selama 2 tahun sekitar 2 Milyar rupiah sangat besar untuk memulai usaha apa saja. Tapi kalau nambah kontrak kerja 2 tahun lagi khan ,modalnya bisa nambah 2 kali lipat.  Toh saat itu belum berkeluarga.

Tapi itulah misteri kehidupan.  Ini sering membuat saya terperangah. Kadang hitungan perkalian dan ilmu tentang  serakah,  tidak mempan. Semua lebih tentang kehidupan dia yang ingin tenang , sederhana dan bebas berkehendak. Bukan kejar materi yang jadi junjungan .  
Setelah putus sebagai pelaut ,dia lalu usaha apa saja dan bermitra dengan beberapa orang. Hingga akhirnya ,dia teku

Meski begitu ,jalan hidupnya tidak begitu mulus. Dia harus pisah dengan istrinya. Dan anaknya ikut ibunya.  Tapi komunikasi masih terjalin dengan baik hingga kini.

Saya tanya , mengingat kondisi warung nya ,yang tergolong sederhana , apakah tidak ada niat untuk kembali bekerja sebagai pelaut lagi . Alih alih untuk nambah modal usaha lagi.  

Katanya , masih belum berniat kerja lagi di kapal. Apa yang dia jalani saat ini katanya sudah lumayan membuat dia puas.  Meski begitu , dia masih urus semua surat surat nya sebagai syarat seorang perwira pelaut. 

Dengan ijasah dan dokumen lain yang dia punya , peluang kerja di kapal masih tersisa 10 tahun.  Itu jadi kartu truf nya ,kalau memang dia butuh sekali fana ,sehingga harus balik lagi menjadi pelaut .

Hidup memang selalu penuh misteri. Tapi itulah yang menjadikan hidup menarik.  

Ukuran sukses seseorang tidak sama , bisa ukuran nya materi yang dia punya , atau kebahagian hakiki yang sudah dia miliki .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline