Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Desember: Bulan Basah, Natal, dan Waktu yang Baik untuk Menanam bagi Petani

Diperbarui: 24 Desember 2020   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay.com/VinnyCiro

Dalam kalender geografi, Desember itu dikategorikan sebagai bulan basah, karena hujan turun secara intens. Tetapi, dalam kalender gerejawi, Desember itu bulan mengenang Yesus Kristus Lahir (Natal). Sementara dalam kalender petani, Desember itu bulan bercocok tanam. 

Begitulah saudara-saudara, bulan Desember merupakan diskursus yang menyenangkan lagi mengasyikkan.

Tak terasa memang, Hari Raya Natal sudah di depan mata. Ya. Paling tidak, puncaknya semakin terang terlihat dari posisi saya berpijak.

Meski tak dimungkiri, perayaan Natal kali ini berasa kurang ngeh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika Natal tahun kemarin ditandai dengan bangku gereja penuh sesak, durasi misa diperlama, saling salam-berjabatan tangan berikut ngantre berswafoto di depan kandang Natal. 

Tapi, di tengah pandemi kali ini, kebiasaan Natal semacam itu tidak bisa dilakukan lagi karena kita harus menjaga jarak dan mengurangi kontak fisik dengan manusia lain, demi memutuskan rantai penyebaran virus corona.

Meski demikian, yang perlu dijadikan proporsi penting di sini ialah walaupun ada sekat dan pembatasan sosial, dengan merayakan Natal dari rumah, bukan berarti kita memberi jarak dengan Tuhan. Justeru di tengah situasi batas ini kita diajak untuk lebih militan menjalani hidup di dalam Tuhan. 

Dengan begitu, bukakan hati seluas samudra untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.

**

Merayakan Natal dikala pandemi begini memang berasa gemes ya. Seakan tidak ada aktivitas Natal yang lebih menonjol.

Ilustrasi Kandang Natal/wikipedia.org

Misal, mau mendekorasi pohon dan kandang Natal saja terasa kurang bersemangat: tangan jadi kaku, dengkul bergetar dan bawaannya kantuk. Padahal baru selesai makan. Heu heu heuh

Begitupun halnya dengan hasrat yang sesekini jadi kisut untuk melangkahkan kaki ke toko; membeli baju, celana dan sepatu baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline