Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Benarkah Berbuat Jahat itu Mudah?

Diperbarui: 22 November 2022   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Benar, Berbuat Jahat Itu Mudah (gambar: npr.org, diolah pribadi)

Kemarin pagi, seorang sahabat misuh-misuh. Perkaranya tentang kawannya yang menurutnya tidak tahu diuntung. Ia bilang, sudah memendam perkara itu cukup lama, bahkan sangat lama. Hingga akhirnya kesabarannya meledak di pagi itu.

"Berbuat jahat itu mudah, berbuat baik susah," itu katanya

Tentu saja saya tidak perlu menjelaskan duduk perkaranya. Ini bukan artikel gosip. Namun intinya, si sahabat tidak terima. Kawannya itu sudah melakukan kesalahan yang sama berulang kali (menurutnya).

Yang ingin saya fokus adalah ungkapan "berbuat jahat itu mudah."

Ah, ternyata sahabatku benar. Hasil bengong dan bloong selama beberapa menit, berhasil memunculkan rentetan peristiwa perlakuan jahat yang kuterima dalam hidupku. Aih...

Akan tetapi...

Saya hidup di dua dimensi yang berbeda. Antara kesadaran dan ketidaksadaran. Jika sisi mindfulness sedang aktif, semuanya terasa indah. Bahkan mereka yang memaki tampak seperti sedang bernyanyi di hadapanku. Terima kasih kuberseru!

Tapi, jika sedang tidak eling lan waspodo, semut pun bisa menjadi korban keberingasanku. "Siapa suruh elu terlahir sebagai semut. Eh..."

Nah, kedua sisi ini yang membuatku menjadi dua pribadi berbeda. Untungnya tidak sampai mengidap gejala kepribadian ganda. Sehingga kisah hidupku tidak perlu difilmkan.

Jadi, mari kita melihat defenisi perbuatan jahat dari kedua sisi ini dengan bobot yang sama. Biar adil, kata Judge Bao.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline