Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Manusia Mati Meninggalkan Rongsokan

Diperbarui: 6 Desember 2021   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia Mati Meninggalkan Rongsokan (Ilustrasi Pribadi)

Dua tahun silam, paman saya meninggal dunia. Kebetulan saya ada di kota yang sama saat itu. Sehingga saya sempat melayat ke rumah duka.

Bulan berikutnya saya mendapat kabar, bahwa anaknya telah mengganti semua perlengkap rumah tangganya. Dari ranjang hingga keranjang. Dari yang sudah digunakan maupun yang masih tersimpan rapi. Semuanya bersih, ludes, tandas.

Anaknya, bersama pasangan hidupnya, membeli perlengkapan rumah baru, yang sesuai selera dan jaman. Tentu lebih modern, praktis, dan dilengkapi segala macam fitur-fitur yang lebih canggih.

Saya rasa ini bukan sekadar kisah yang hanya terjadi pada paman saya saja. Saya yakin, seyakin-yakinnya, semua orang akan mengalami kondisi yang sama. Cepat atau lambat, semua barang yang kita tinggalkan akan menjadi rongsokan. Tidak ada yang mau menggunakan. Akhirnya menjadi rusak, usang, lapuk dimakan usia.

Coba lihat sekarang, berapa banyak peninggalan orang tua yang masih kita gunakan? Ketika beliau meninggal, pakaian langsung menjadi barang usang. Karena itu, banyak keluarga yang memasukkan pakaian ke dalam peti mati. Katanya buat bekal berjalanan di sana (padahal akan dikremasi atau dikebumikan).

Jika pasangan hidup kita meninggal dunia, pasti tidak bisa kita gunakan pakaiannya. Apakah disimpan dengan harapan akan dipakai oleh pasangan hidup kita yang baru?

Seandainya tujuh purnama kemudian, kita bertemu jodoh dan merajut kembali kehidupan rumah tangga; belum tentu dia akan mau memakai pakai yang telah tersedia. Mungkin ukurannya tidak cocok. Atau tidak sesuai selera. Setiap orang mempunyai selaranya masing-masing.

Semua yang kita miliki akan tergerus jaman. Kata orang 'out of date'. Ketinggalkan jaman, mengalami kerusakan. Karena semuanya akan mengalami perubahan. Cepat atau lambat, semuanya akan menjadi rongsokan.

Ketika meninggal, kita juga tidak bisa membawanya. Pasangan hidup yang setia, rumah mewah, mobil mahal, tas limited edision, perhiasan yang gemerlap, dan sebagainya. Semuanya ditinggal. Menjadi rebutan atau menjadi rongsokan.

Seorang guru telah mengingatkan saya sejak lama. "Yang kita miliki, akan kita tinggalkan. Yang kita lakukan, akan kita bawa".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline