Lihat ke Halaman Asli

Greg Satria

TERVERIFIKASI

FOOTBALL ENTHUSIAST

Sampai Kapan Timnas Bergantung pada Throw-in Pratama Arhan?

Diperbarui: 24 Maret 2024   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selebrasi Pratama Arhan, seusai mencetak gol dalam pertandingan persahabatan melawan Timor Leste (27/1/2022).(Dok. PSSI via kompas.com)

Tidak mau berpolemik lebih jauh, maka saya jawab di awal, "Sampai kapanpun! Selama Arhan berada di lapangan, direct throw-in sah menjadi keunggulan strategi set-piece Timnas Indonesia."

Menjadi gaung paska jawaban di atas, sebenarnya penting mengetahui bagaimana Coach Shin Tae-yong (STY) menerapkan strategi menyerang lainnya. Pasalnya, pada laga melawan Vietnam, Kamis (21/3/2024) malam kemarin, lini serang Timnas tampak "busung" terutama di babak pertama.

Ada perbedaan kualitas sangat besar di antara lini pertahanan dan menyerang Indonesia. Kendati demikian, ini memang masih alur sebuah proses. 

Coach STY dalam konferensi pers sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia itu pun menjabarkan, waktu tiga hari untuk persiapan melawan Vietnam tidak bisa dibandingkan dengan TC (Training Center) sebulan untuk Piala Asia 2023. Maka dari itu ia menyiapkan strategi yang sudah pernah diasah sebelumnya, termasuk set-piece lemparan ke dalam.

Akhirnya throw-in Pratama Arhan di menit 52 berbuah gol Egy Maulana Vikri. Satu-satunya gol di laga matchday ke-3 ini mampu mengerek Indonesia ke peringkat 2 klasemen sementara. Ulasan jalannya pertandingan Indonesia vs Vietnam dapat dibaca di artikel berikut.

Menanggapi gol tersebut, Coach STY tentu menampik jika disebut sebagai keberuntungan semata. Ia mengaku sudah mempersiapkan set-piece tersebut, dan ternyata berhasil pada laga semalam.

"Gol dari Egy, itu memang taktik saya. Maka dari itu, bisa mengemas gol. Jika disebut keberuntungan, gol ini keberuntungan, ya begitu semua gol yang tercipta juga terus dikatakan keberuntungan," ungkapnya seusai laga dikutip dari kompas.com.

Bek Timnas Indonesia, Pratama Arhan, melakukan lemparan jarak jauh ke gawang Argentina di FIFA Matchday, Senin (19/6/2023) (Dok Tribunnews)

Mengapa lemparan ke dalam Arhan sangat berbahaya?

Pertanyaan ini kerap dijawab "santai" oleh para pemain lawan Timnas Indonesia. Masih teringat kiper Jepang Zion Suzuki yang menganggap lemparan ke dalam Arhan tak jauh bedanya dengan tendangan bebas atau sepak pojok. Konklusinya? Meski Jepang berhasil menang, ternyata gawang Suzuki harus bobol oleh Sandy Walsh dengan skema throw-in tersebut!

Faktor penentu memang ada pada kekuatan Arhan untuk melempar bola dengan kedua tangannya. Di laga semalam (21/3/2024), jarak lemparannya mencapai sekitar 30-35 meter, dengan puncak parabolik di kisaran 20 meter. Bola pun mempunyai kecepatan yang cukup laju untuk merepotkan pertahanan Vietnam.

Berikutnya, bola lemparan ke dalam mempunyai pergerakan lebih liar dibandingkan bola tendangan, yang mempunyai sudut putaran (melintir) akibat sepakan kaki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline