Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Fenomena El Nino dan Tradisi Masyarakat Timor Barat Survive dalam Cekaman Kekeringan

Diperbarui: 13 Oktober 2023   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tempat sumber-sumber air, pohon-pohon tetap berbunga dan bertahan hidup, sekaligus 'menarik air' untuk muncul di balik akarnya. (Dokumentasi pribadi Greg Nafanu)

El Nino 2023 belumlah berakhir. Memasuki tanggal belasan di bulan Oktober, belum ada tanda-tanda bakal ada hujan perdana setelah kemarau panjang. Mungkin ada di beberapa wilayah lain di Indonesia, namun tidak untuk Pulau Timor dan sekitarnya.

Langit selalu cerah, baik siang maupun malam. Tak ada awan berwarna ungu, apalagi yang namanya awan cumulonimbus yang biasa menurunkan hujan. 

Guntur alias kean neno yang biasa rajin memperdengarkan bunyinya setiap bulan Oktober mendadak menghilang. Entah pergi kemana. Yang pasti bukan karena banyak penduduk Timor Barat yang masih tetap doyan pesta, mendendangkan lagu "Mendadak Dangdut" sambil bergaya mengikuti irama alunan kopi Dangdut.

Sementara itu, kelompok pohon jati dan mahoni yang rajin menggugurkan daunnya menjelang kemarau panjang, sudah tak tahan untuk memunculkan pucuk-pucuk mudanya. 

Pohon buni dan nikis (entah bahasa Indonesia dan ilmiahnya apa, belum dicari ya) juga tak mau ketinggalan. Mulai memunculkan bunga warnanya merah (buni) dan warn kuningnya (nikis). 

Bakung-bakung liar di pinggir jalan juga tak mau ketinggalan. Memunculkan bunganya yang khas dari dalam tanah. Merah, orange, dan putih. Mencoba untuk tetap menampilkan kecantikan alaminya setelah tidur lelap dalam waktu yang lumayan lama di dalam tanah.

Bakung berbunga setelah mengalami 'tidur panjang' selama musim kemarau (dok foto: mazdwie.blogspot.com)

Di tempat lain dalam wilayah yang sama, kelompok sapi dan kuda yang biasa rajin merumput di padang sabana mendadak menghilang. Bukan karena diambil yang empunya, tetapi berpindah tempat mengikuti sumber air yang masih tersedia. 

Pikir ternak-ternak itu, yang paling penting bagi mereka adalah memuaskan dahaga dengan air yang masih layak diminum. Sementara pakan masih dapat dicari di sekitar sumber mata air. 

Beruntunglah, di Timor sini tidak ada binatang buas semisal harimau, singa, macan, dan serigala yang tukang makan binatang lain itu. Cuma ada buaya yang ada di sekitar muara laut. Jika tidak, mungkin bakal lebih menyengsarakan rombongan herbivora sebab kelompok karnivora ini akan bersembunyi di sekitar sumber air untuk menangkap calon mangsa yang datang, tanpa kecuali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline