Lihat ke Halaman Asli

Maha Guruku

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1362199441717619708

Detik yang melintas membentuk batang umurku, menyisahkan noktan – noktan; Membuih, membumbung lalu mengambang. Bak cahaya – cahaya, terhampar di gelapnya malam.

Menit ini menua menjadi masa. Repetisi dalam tahun. Aku masih begini, “bermandikan air mata duka dan susah.” Aku hampa. Aku ilusi yang delusif. Aku maya, “tak bermakna” dihadapan-Mu.

Maha Guruku; ajarkanlah Aku rahsia cahaya-Mu. Rahasia yang Kau ajarkan pada Adam A.S.

Maha Guruku, Aku kosong dalam kosong yang Engkau lingkupi; Layaknya ikan dalam lautan, layaknya galaksi yang tertata rapih. Aku rindu kebaikan yang Kau kehendaki. Rabb tubuhku, yang menghendaki gerakannya kemanapun ia melangkah. Aku di dalam-Mu. Maka perjalankan Aku pada kebenaran kebaikan, wahai Maha Guruku.

###

Hampa ini janganlah menghujam, menjamur, menghampar lalu lumpuhkan sendi – sendi kebaikan cahaya rabbani yang melingkupinya.

Aku bersaksi atas gemerlapnya gemintang yang selalu hiasa malam. Pada gerimis dan rinai hujan yang menghentak coklat hitamnya tanah. Atas terik menyengatnya sinar mentari yang membakar ubun – ubun. Pada biru lautan yang bergerak berbenturan, merangkai awan – awan, menghantam tepian – tepian daratan; Bahwa Engkau melingkupinya.

Rabb tubuhku, tak seperti tubuh Rabb-ku.

Aku bersandar pada kalimat saksi yang begitu agung. Yang membungkam segala makhluk, kecuali Manusia. Aku rindu cahaya Muhammad. Cahaya yang Engkau kehendaki adanya. Yang menjadikanku mahkluk sempurnah di hadapan makhluk sebelumku.

Aku kosong dan fana. Yang Kau lingkupi dengan cahaya-Mu. Rangkul tuntunlah Aku wahai Maha Guruku. Sesungguhnya, kita, S A T U.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline