Lihat ke Halaman Asli

Modus Operasi Maling Laptop di Bis dan Kereta

Diperbarui: 12 April 2016   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari Shutterstock

Dengan harapan kenyamanan, seperti biasa saya naik Bus eksekutif H******* jurusan Jakarta-Bojonegoro Berangkat dari terminal PinangRanti pukul 16.00 WIB, tiba di Rembang pukul 4.00 WIB.

Betapa kagetnya setiba di tempat tujuan, laptop di dalam tas ransel saya, berubah menjadi dua majalah tebal yang dibungkus rapi dengan plastik hitam. Jengkel-tongkol-sebel-kesel bersatu padu, "Data yang disusun selama bertahun-tahun ilang. Pun kalau memang niat ambil saja laptopnya ndak perlu ditukar majalah bekas jadul." Fu**, ***cuk.

Langsung pagi itu juga saya menelpon CS PO Bus tersebut. Saya tak berharap laptop itu kembali karena tak mungkin. Kehilangan barang tanggung jawab penumpang. Yapz, setidaknya PO bus tersebut memperbaiki prosedur keamanan para penumpangnya. Sehingga tak terulang ke penumpang lain.

Sebenarnya saya ogah mengangkat isu ini ke Sosmed. Saya merasa ini murni keteledoran saya. Waktu istrahat makan malam, tas ransel ditinggal di dalam bus. Saya lengah karena merasa aman. Toh semua penumpang ikut turun.

Seingat saya. Ada kenet bus yang ada di dalam. Apa pelakunya dia? Bisa jadi! Tapi Saya yakin tidak mungkin. Bukan dia! Dia punya keluarga dan tak mungkin menghancurkan karier tempatnya bekerja!

Namun, setelah saya googling, berdasarkan penuturan teman-teman blogger, ternyata sindikat pencurian barang-barang elektronik (khususnya laptop) sudah marak beroperasi bukan hanya kereta api executive: KA Bima Argo Bromo Anggrek dsb. Mereka beroperasi juga di dalam bus kota dan bus malam eksekutif.

Lalu kenapa komplotan pelaku menukar laptop dengan majalah?

Begini, para maling tersebut naik layaknya penumpang lainnya. Mereka tidak menyusup. mereka resmi membeli tiket naik dan turun di tempat tujuan mereka. Tidak turun di tengah jalan begitu mendapatkan barang curian. Mereka profesional.

Menurut pengalaman para blogger yang menjadi korban di bus malam dan kereta eksekutif, komplotan maling beroperasi saat penumpang tidur lelap, sekitar antara jam 1-2 malam, saat di mana lampu bus dipadamkan. Jangankan tas/koper bawaan yang ditaru di bagasi atas, atau di bawah jok bangku, tas yang ditaru melekat dengan anda saja bisa disikatnya. Seperti kejadian yang saya alami, hanya laptop yang hilang ditukar majalah bekas yang dibungkus plastik hitam, untung dua HP dan dompet saya tidak.

Mereka mudah mencari target korban. Jangankan mereka para maling yang sudah ahli, kita sendiri pun kadang bisa menebak apa yang dibawa dalam tas seseorang dari segi perawakan/penampilannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline