Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Lato-Lato, Bukan Sekadar Mainan Viral

Diperbarui: 8 Januari 2023   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjual latto-latto di Kota Lhokseumawe, Rabu (4/1/2023).| SERAMBINEWS.COM/ SAIFUL BAHRI

Lato-lato atau clackers sempat tenar di tahun 80-an. Dimulai dari video TikTok yang viral, lato-lato kembali hits. Anak-anak dengan gempita menyambut mainan baru ini. 

Orang tua pun dengan mencoba dan pamer via posting medsos, bermain dengan antusiasnya. Para 'master' lato-lato zaman dulu pun 'turun gunung' menampilkan keahliannya.

Clackers, klakers, klik klaks, lato-lato pada awalnya diadaptasi dari senjata. Senjata ini berasal dari Argentina yang dikenal sebagai boleadoras atau bolas. Bolas ini digunakan para gauchos atau koboi ala Argentina untuk menjerat kaki hewan. Bolas akan dilemparkan ke kaki hewan untuk menghentikan larinya.

Pada tahun 80-an, clackers sempat booming di Amerika Serikat sebagai mainan anak-anak. Walau pada akhirnya clackers ditarik peredarannya dan dilarang dijual ke anak-anak. Konon kabarnya clackers yang dimainkan pecah dan melukai anak-anak. Bahan-bahan clacker pada waktu itu masih berasal dari akrilik dan kaca.

Kini lato-lato, nama yang digunakan untuk mereferensi clackers, sangat digandrungi. Hampir di setiap tikungan, pos ronda, samping sekolah, dan lapangan, bunyi tak tak tak menggema. Tak jarang di dalam rumah pun, orang dewasa asyik mencoba mencari bunyi tak tak tak yang konstan itu.

Fenomena lato-lato bukan sekadar mainan yang kembali viral. Di era medsos, viralitas trend memiliki ciri khas. Misalkan deman Citayam Fashion Week di medio 2022 kemarin. 

Berbaris-baris orang datang dan berlenggok di zebra cross kawasan Dukuh Atas. Tapi tren viral fashion CFW tidak bertahan lama. Tidak semua orang berkenan dan bisa meniru hype CFW.

Clacker (curiosando708090.altervista.org via pinterest.com)

Ada 5 fenomena lain yang muncul dari demam lato-lato. Pertama, lato lato mengembalikan anak ke dunia nyata. Pas saat momen liburan anak akhir tahun kemarin, untung lato-lato viral. 

Jadi alih-alih anak terpaku di layar smartphone bermain gim online. Lato-lato mengembalikan esensi bermain yang melibatkan fisik, emosi, dan komunikasi antar anak-anak sepermainan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline