Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Puisi | Surat yang Hilang

Diperbarui: 23 Maret 2019   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Terasa sesak, langkahnya terjebak oleh sang pelacak yang katanya punya hak untuk mengusik jejak, yang lari dari pacak, yang mengolokkan ujung tombak.

Berbaris kata-kata mencari beranda, agar mampu ia bersuara, tapi nyatanya ia hilang dalam balutan hina, ditelan beranda yang penuh oleh amarah.

Lebarkan dada selebar lapangan sepak bola, sebab banyak cerita yang akan gugur, beri kuasa kepada air mata agar tak kering di dada.

Ah, masa bodoh dengan cerita hari tua. Tidak ada yang menarik tentangku, ceritaku hanya dekapan rekayasa yang berakhir di kelopak mata.

Palembang, 23 Maret 2019

dok: kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline