Lihat ke Halaman Asli

Peringatan Ulang Tahun, Wayang Golek dan Nilai Ksatria

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang ke 66 dan memperingati ulang tahun Krakatau Steel yang ke 41, semalam tadi (30 September 2011 pukul 21.30) diadakan pertunjukan wayang golek dengan dalan Denni K Sunandari - Putra Giri Harja III bertempat di halaman parkir Krakatau Junction. Lakon yang dimainkan Kisah Baratayudha - Perang Kurusetra (Karna melawan Arjuna).

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi pertempuran Arjuna melawan Karna (sumber : http://www.artoflegendindia.com)"][/caption]

Dikisahkan Karna berhasil membunuh Gatotkaca dengan senjata Kontawijaya. Senjata Kontawijaya musnah seiring dengan kematian gatotkaca. Berita kematian gatotkaca membuat duka dalam para pandawa. Kemarahan pandawa meledak. Pandawa mengumpulkan bala tentara.

Tidak kalah dengan Pandawa, Kurawa pun mengumpulkan bala tentara. Menghubungi para Buta (Raksasa) untuk menjadi bagian dari Kurawa. Karena para Buta tersebut pernah berhutang budi pada Kurawa, para Buta tersebut sepakat untuk membantu Kurawa.

***

Pada satu kesempatan, Dewi Kunti dan Adipati Karna bertemu. Diceritakan kemudian oleh Dewi Kunti bahwa sesungguhnya Karna adalah putra kandungnya dari Surya sebelum ia kemudian menikah dengan Pandu. Dengan segala kerendahan diri, Dewi Kunti memohon pada Karna untuk tidak melanjutkan pertempuran dengan saudara kandungnya sendiri.

Karna yang teguh pendiriannya, tetap akan melanjutkan perang. Dia berjanji hanya akan membunuh salah satu dari Pandawa. Agar putra Dewi Kunti tetap 5 orang. Kemudian ia pergi meninggalkan ibunya yang sedih.

***

Pada saat perang, arjuna ditemani Kresna sebagai kusirnya, sementara Karna ditemani mertuanya sebagai kusirnya. Ditengah-tengah peperangan, Karna berdebat hebat dengan kusirnya. Sang kusir yang juga mertua Karna diusir dari kereta kuda. Tidak terima perlakuan menantunya tersebut, sang mertua menyumpahi Karna. "Kau akan sial" - sumpahnya.

Kekacauan perang terus berlangsung. Bima dengan gada-nya menghajar para Buta, sekutu Kurawa. Nakula dan Sadewa dengan kemahiran beladirinya, mengacaukan formasi perang Kurawa. Cepot dan Dawala juga ikut berperang dengan kejenakannya.

Srikandi yang juga istri Arjuna, ikut perang hari itu. Ksatria wanita yang gagah ini, nyaris tak terkalahkan dengan busur dan anak panah sebagai senjatanya. Satu demi satu ajal prajurit Kurawa jatuh ditangannya. Sampai satu kesempatan, Srikandi lengah. Muncul Aswatama menikam Srikandi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline