Lihat ke Halaman Asli

Perlukah cipika cipiki dalam bersilaturahmi Lebaran ??

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129713" align="alignleft" width="300" caption="Cipika Cipiki (gambar diambil dari Google)"][/caption] "Eh lebaran dulu ya.."sembari mengajukan tangan yang dilanjutkan dengan cium pipi kiri kanan alias cipika cipiki. Bagi sebagian orang bercipika cipiki rada sedikit aneh dan sungkan, kebanyakan masyarakat di Indonesia terutama sekali yang hidup di pedesaan cukuplah berjabatan tangan untuk mengungkapkan ekspresi mereka sembari ber-say hello ria. Tapi dewasa ini sudah banyak juga orang  yang mulai menerapkan cipika cipiki sebagai salam terutama khususnya yang tinggal di Metropolitan atau gaya hidup selebritis dan juga para muda mudi. Sebenarnya kebiasaan cium pipi kanan dan cium pipi kiri atau istilah anak muda sekarang cipika cipiki ini bukanlah budaya Indonesia, kita hanya mengadaptasi budaya ini dari negara lain seperti   Italia, Prancis, dan Amerika Selatan. Namun dalam perkembangannya kebiasaan cipika cipiki di Indonesia  menjadi mafhum, lumrah dan hanya dianggap sebagai ungkapan keakraban, dan persahabatan. Bukan lagi ungkapan kemesraan, erotisme dan seksualitas. Dalam Tribunnews.com, Patrialis Akbar mengimbau saat bersilaturahmi lebaran, kaum hawa tidak bercipika-cipiki ria dengan kaum lelaki yang bukan muhrimnya. Pasalnya, bercipaka-cipiki tersebut merupakan tindakan yang dilarang ajaran Islam. Bukan hanya sekedar bercipika-cipiki, Patrialis juga mengingatkan agar tidak bersalaman dengan lawan jenis yang bukan muhrim saat bersilaturahmi. "Apabila hal ini dilakukan terus menerus akan berdampak keburukan bagi yang melakukannya," ujarnya. Menurut ku, jika ingin  bercipika cipiki dengan sesama jenis, it is no problem, tapi perlu diingat juga kita tidak akan pernah tahu lawan yang akan dicipika cipiki sedang tidak sehat ataukah fit . Bagaimanapun juga diterima atau tidaknya kebiasaan ini tergantung dari dimana kita lebih condong, menerima budaya luar atau memilih untuk protektif diri demi menjaga budaya timur dan  agama. Jadi bagaimana masih mau bercipika cipiki ??? Sumber : www.tribunews.com, www.tempointeraktif.com dan dari berbagai sumber lainnya Catatan : Tulisan ini dibuat untuk kakakku yang sedang kena gondongan, semoga cepat sembuh ya dan tidak bercipika cipiki selama dalam proses penyembuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline