Lihat ke Halaman Asli

fxtriyas hadi

Penulis, guru dan penikmat tanaman

Guru SD PL Timotius "Membuat" Buku Bunga Rampai

Diperbarui: 4 Februari 2023   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sekolah Dasar (SD) Pangudi Luhur Santo Timotius Solo dalam menyongsong peringatan dan perayaan 100 (seratus) tahun mengadakan pelatihan penulisan bagi guru-gurunya. Dari pelatihan ini guru-guru diminta membuat sebuah karya dan akan dibukukan dalam bentuk Bunga Rampai. Pelatihan dilaksanakan di Gedung II (dua) jalan Soegijopranoto, Sabtu (28/1/23) yang diikuti oleh 32 peserta. Sebagai mentor (pendamping), FX Triyas Hadi Prihantoro yang juga seorang guru, peresensi buku dan penulis.

Agenda kegiatan dilaksanakan saat tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diharapkan para guru konsentrasi dalam penulisan. Sebagai bentuk bunga rampai, buku yang berisi tulisan para guru diharapkan mengulas tentang pengalaman pribadi berkesan selama mengajar yang dapat ditularkan kepada pembaca. Sebagai bentuk pengalaman nyata yang aktual sehingga mampu memberikan pencerahan bagi para guru. Hal itu dikatakan oleh Marsono selaku penanggung jawab dalam penulisan Bunga Rampai.

Lebih lanjut disampaikan bahwa buku ini akan di launching saat perayaaan puncak 100 tahun di bulan April 2023. " Buku Bunga Rampai merupakan bentuk aktualisasi pengalaman guru yang ada di SD PL Timotius,  dikemas dalam satu buku sebagai momentum peringatan 100 tahun," ucap kepala Sekolah di SD PL Timotius II ini.

Sedangkan dalam penyampaiannya FX Triyas HP mengajak para guru merefleksikan diri tentang peristiwa yang berkesan saat mengajar. Bentuk kesan bisa juga saat dalam pendampingan kegiatan di sekolah maupun di luar, bisa juga aktifitas di lingkungan sebagai seorang guru. Ide dan gagasan ditemukan dulu dari berbagai pengalaman yang berkesan dan ditulis antara 600 sampai 800 kata.  " menulis pengalaman pribadi akan lebih mudah karena mengalami sendiri peristiwa tersebut, serambi merawat ingatan, " tandasnya.

dokpri

Kegiatan setengah hari menjadi bermakna ketika tulisan pengalaman dapat diwujudkan. Seperti kesan dari Ningrum bahwa kegiatan menulis ini sebagai upaya mengasah ingatan memori saat mengajar. " ternyata tidak gampang namun harus dilakukan karena sifatnya wajib," ucap guru yang dua tahun lagi pensiun.

 hans




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline