Lihat ke Halaman Asli

Permudah Monitoring Lahan, Mahasiswa KKNT Undip Lakukan Pemetaan Sebaran Sawah Organik dan Non Organik Desa Gempol

Diperbarui: 18 November 2022   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Foto Pribadi/Fuad Ilham Asmawiion

Gempol, Karanganom, Klaten (18/11/2022). 

Kabupaten Klaten memiliki visi untuk menjadi lumbung padi dan menjadi kawasan agropolitan terbesar di provinsi Jawa Tengah. Pertanian di Kabupaten Klaten masih menggunakan teknik pertanian anorganik atau masih menggunakan bahan-bahan kimia dalam pelaksanannya. 

Penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan akhirnya menyebabkan kerusakan kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Para petani yang sadar terhadap bahaya tersebut akhirnya melakukan teknik bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan atau disebut pertanian organik. Pertanian sawah organik yang menonjol di Kabupaten Klaten terdapat di Desa Gempol Kecamatan Karanganom.

Sumber: Foto Pribadi/Fuad Ilham Asmawi

Desa Gempol merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten yang memiliki tanah dan pengairan yang sangat baik. Desa Gempol memiliki potensi pertanian yang sangat menjanjikan terutama di sektor pertanian padi. 

Pertanian padi yang ada di Desa Gempol sebagian besar masih merupakan pertanian padi anorganik sehingga jumlah petani masih sedikit. Pertanian sawah organik yang berada di Kabupaten Klaten masih mempunyai masalah yaitu tidak meratanya pelaksanaan pertanian sawah organik sehingga masih banyak lahan pertanian sawah organik yang berbatasan langsung pertanian sawah anorganik.

Pertanian sawah organik di Desa Gempol sudah bersertifikasi yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS). Pertanian sawah organik di Desa Gempol dimulai dari tahun 2010 dengan hanya beberapa petak sawah milik petani. 

Berkembanganya pertanian sawah organik di Desa Gempol membuat lahan pertanian sawah organik di Desa Gempol mencapai 5,47 Ha dan masih berkembang. Akan tetapi, semenjak adanya pandemi COVID-19 banyak petani organik Desa Gempol yang beralih kembali ke pertanian non organik karena banyak faktor salah satunya susahnya penjualan padi organik pada saat itu.

Sumber: Foto Pribadi/Fuad Ilham Asmawi

Berdasarkan permasalahan di atas dan sebagai upaya mempermudah pengecekan dan memperbarui informasi terkait sebaran petani organik di Desa Gempol, maka Mahasiswa KKNT Universitas Dipobegoro berinisiatif membuat peta yang mampu menunjukkan sebaran lahan organik tersebut. 

Dengan mengolah data yang diambil dari lapangan berupa data nama petani, lokasi, serta luas lahan, maka akan dihasilkan peta sebaran petani organik di Desa Gempol. Informasi terkait peta sebaran lahan pertanian ini akan dibuat secara ringkas dan mudah dipahami sehingga maksud dan tujuan dari program ini dapat tersampaikan dengan tepat kepada masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline