Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Puisi | Berguru pada Gelaga

Diperbarui: 20 Juli 2019   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sabda pembuka mentari menukik dalam. Tajam bak pedang bermata dua. Dalamnya menepis hindar. Aku ingin selesai menelannya terutama karena tajamnya tabib luka

Namamu kucatat, Yesaya; sosok corong Perjanjian Lama. Usiamu sepanjang katamu, hidup mempesona seindah kasih Bunda selamanya.

Buluh yang patah terkulai tidak akan dipatahkannya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.

Batang gelaga, benar batang gelaga. Makhluk mikro berlaksa dengan nafas limpah. Kupetik tingginya harap tatkala asa nekat menekan.

Sumbu-sumbu takkan pudar sekalipun badai menggerutu. Takkan pernah pudar bak birunya laut meluas menjangkau semesta.

Aku ingin bersorak-sorai, terutama karena kehidupan telah diperintahkan bagiku. Takkan pernah pudar nan hijaumu, sejuta itu, niatku bergelimang doa. Aku ingin berguru padamu, gelaga nan hijau

Lalian Tolu, 20/07/19




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline