Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Gelisah di Ujung Karir

Diperbarui: 26 Oktober 2020   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Kapasitas badget kita terbatas pada budaya konsumsi. Gaya hidup hedonis bak virus yang sangat mematikan. Kisah kejayaan sewaktu masih aktif berkarir, berbanding terbalik menjelang masa pensiun. 

Psikologi seseorang yang sudah memasuki masa pensiun adalah emosinya tidak stabil, mudah marah dan tidak menerima kenyataan. Inilah gelisah seseorang di ujung karir.

Sebenarnya rasa gelisah di ujung karir bisa diobati dengan cara berinvestasi. Salah satu investasi yang sangat menjanjikan adalah properti. Karena harga properti semakin tinggi setiap tahun. Inilah peluang yang tak boleh dilewatkan bagi anda yang masih aktif berkarir.

Karir anda saat ini bersinar di bawah langit biru, tapi sinarnya akan meredup bila anda tak segera berinvestasi properti. Sebagai pendekatan kontekstual adalah saya membandingkan karir seorang artis yang hidup bergelimang harta sewaktu masih aktif di dunia entertaiment.

Dengan karir seorang pekerja buruh kasar di sebuah pabrik. Budaya hedonis tentu menjadi bagian dari si artis. Karena ia berpikir sejam, sehari ke depan ia akan mendapatkan jobs dengan bayaran yang tinggi. Sementara si buruh hidup minimalis, dan ia selalu menyisahkan sebagian gajinya untuk berinvestasi properti.

5 tahun kemudian, katakan salah satu penyakit sampar melanda negeri. Krisis moneter tentu tak dielakan lagi. 

Si artis kehilangan pekerjaan, ditambah lagi usianya kalah bersaing dengan artis pendatang baru yang masih fresh dan energik. Segala kemewahannya dalam seketika sirna terbang bersama rasa gelisah dan penyesalan. Karena ia lupa berinvestasi properti.

Sementara si buruh kasar tetap menjalankan kegiatan sehariannya dengan sukacita. Karena ia memiliki investasi properti. Inilah kelebihan dari mindset pejuang dengan penikmat. 

Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Anda mau mengikuti gaya hidup minimalis si buruh kasar ataukah anda mau mengikuti gaya hidup si artis yang hedonis?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline