Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Sang Pencari

Diperbarui: 8 Oktober 2020   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Jalanan kota metropolitan masih sepi, saya menunggu cakrawala yang masih tidur di pangkuan Sang Pencipta. Saya mencoba untuk membuka catatan kusam yang saya tulis beberapa hari yang lalu. Saya menemukan rahasia kepribadian manusia yang diajarkan oleh salah satu filsuf Yunani kuno yakni Plato. Plato adalah salah satu panutan/contoh/teladan saya dalam mencari arti kehidupan.

Hidup adalah momentum/kesempatan untuk mencetak sejarah. Tentu sejarah setiap orang berbeda, bila dikaji dari sudut kelahiran. Perbedaan sejarah kelahiran setiap orang disatukan dalam semangat mencari. 

Ya, setiap orang mencari tujuan kehidupannya. Alangkah lebih tepat saya membagikan hasil catatan saya beberapa hari yang lalu kepada anda sekalian. Karena tujuan kehidupan kita adalah berbagi. Kita berbagi waktu, tenaga, pikiran dan rasa empati. Oleh karena itu, izinkan saya untuk berbagi pengetahuan.

Plato mengajarkan bahwa, "jiwa manusia terdiri dari tiga bagian."

1. Rasionalitas: kapasitas berpikir

2. Spirit: penjaga semangat

3. Apetitif: berkaitan dengan energi kehidupan.

Sekadar saya berpikir (rasionalitas) tentang peristiwa-peristiwa kehidupan yang sedang dan berlangsung sepanjang rahim 2020. Rahim 2020 telah membatasi ruang gerak saya secara fisik. 

Di sisi lain rahim 2020 telah memberikan kemerdekaan bagi saya dalam mengejar impian. Saya mencari dan terus mencari arti kehidupan di setiap pojok kota metropolitan. Saya hanya menemukan ruang kosong. Sebab rahim 2020 telah menghadirkan penjajahan baru kepada manusia. 

Salah satu bentuk penjajahan rahim 2020 adalah mengambil kemerdekaan sesama tanpa sepengetahuan Sang Pencipta. Entah sadar atau tidak, kita sementara dijajah oleh orang lain. Mereka mengambil masa depan kita dengan cara mengacaukan pikiran kita. Coba anda amati, dengar, lihat, rasakan kehidupan kita yang sementara tak pasti akan masa depan bersama sebagai satu bangsa.

Penjaga semangat (spirit) adalah benteng perjalanan kita. Sejauh apa pun yang kita jalani harus diimbangi dengan rasa syukur. Rasa syukur melambangkan arti "cukup." Karena manusia tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline