Lihat ke Halaman Asli

140 juta Bayaran untuk Membunuh Mirna

Diperbarui: 28 Juli 2016   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangga pegawai kafe Olivier saat hadir sebagai saksi di persidangan kasus kopi bersianida (dok: https://m.tempo.co/read/news/2016/07/21/063789503/sidang-jessica-soal-es-di-kopi-mirna-jadi-sorotan-hakim)

Rabu, 27 Juli 2016 - Jam dinding menunjukan pukul 21.15 WIB, tetapi suasana di ruangan itu masih penuh dengan orang yang penasaran dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Beberapa orang sedang berbalasan berbicara dengan pertanyaan dan jawaban. Namun, sesekali ada saja orang yang memotong pembicaraan dengan sanggahan dan keberatan. Perdebatan atas kejadian yang telah terjadi sebelumnya membuat sebagaian orang bertanya-tanya manakah yang benar.

Sidang lanjutan kasus kopi bersianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso berlangsung semakin panas. Perdebatan antara jaksa dan kuasa hukum Jessica tentang reka adegan yang terjadi di depan meja sidang memang menegangkan. Silang pendapat tidak terjadi lama setelah Majelis Hakim mengetuk palu peringatan agar sidang dapat tenang sejenak.

Kasus kopi bersianida ini telah menyita perhatian masyarakat sejak 6 bulan lalu. Peristiwa ini telah merenggut nyawa Mirna Salihin yang tak lain merupakan teman dari Jessica. Kasus ini terus menggelinding seiring berjalannya waktu dengan fakta yang sudah dihadirkan dalam persidangan-persidangan sebelumnya. Namun, hingga saat ini masih belum menemui titik terang yang menjelaskan penyebab kematian Mirna yang sebenarnya.

Saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan tersebut sebagian merupakan pegawai kafe Olivier tempat kejadian perkara. Diantara saksi tersebut adalah Rangga seorang barista atau peracik es kopi Vietnam yang diminum oleh Mirna. Rangga memberikan kesaksian pada saat mempersiapkan es kopi Vietnam untuk Mirna sesuai dengan SOP (Standart OPerasional) yang ada di kafe Olivier. Namun, Rangga juga sempat dituduh dibayar untuk membunuh Mirna dengan sejumlah imbalan uang.

Rangga tidak menolak atas tuduhan itu dan telah ia curahkan pada BAP di kepolisian. Hal inilah yang kembali dipertanyakan oleh kuasa hukum Jessica saat persidangan tersebut.

“Apakah benar anda pernah didatangi oleh seseorang yang mengaku dirinya polisi?”, tanya kuasa hukum Jesica.

“Ya, benar”, jawab Rangga.

“Lalu apa yang terjadi?”, kuasa hukum Jessica bertanya lagi.

“Saya dituduh membunuh Mirna dengan bayaran 140 juta yang sudah ditransfer ke rekening saya”, jawab Rangga dengan jujur.

Kuasa hukum Jessica juga menjelaskan bahwa pernyataan ini ada di dalam BAP yang Rangga buat di kepolisian. Namun, Rangga telah memberikan membuktikan sendiri bahwa di rekeningnya tidak pernah ada uang yang masuk sejumlah 140 juta. Berdasarkan hal tersebut memang menunjukkan fakta baru dalam persidangan kopi bersianida ini. 

Banyak pakar yang telah memberikan penjelasan bahwa pembunuhan dengan menggunakan racun adalah pembunuhan yang pelaku atau dalangnya berada jauh dari korban. Jessica yang saat kejadian nyatanya berada sangat dekat dengan korban tentu tidak mendukung teori tersebut bahwa ia adalah pembunuh Mirna. Lalu siapakah pembunuh Mirna sebenarnya? Apakah benar Rangga dibayar untuk membunuh Mirna melalui minuman es kopi Vietnam?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline