Lihat ke Halaman Asli

Fitri Haryanti Harsono

TERVERIFIKASI

Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024

Secercah Kebahagiaan di Balik "Kerasnya" Kerja Jurnalis

Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski berat menjadi jurnalis, ada kebahagiaan yang tetap dirasakan. (Ilustrasi pexels)

Mengejar narasumber demi mendapatkan konfirmasi dan verifikasi ibarat "makanan" sehari-hariku sebagai jurnalis. Menyajikan tulisan juga berkejaran dengan waktu tayang, terlebih lagi menyangkut isu yang sedang populer dan breaking news.

Sebut saja jika ada kejadian bencana alam dan kecelakaan maut. Kecepatan, ketepatan, konfirmasi, dan verifikasi adalah ramuan utama sebuah artikel tayang. Publik pun bisa membaca berita dengan serangkaian kabar terbaru lainnya.

Jika ditanya berat atau tidak jadi jurnalis? Jawabannya, iya. Bukan hanya persoalan artikel yang ditulis, melainkan tanggung jawab besar yang berada di pundakku. Bayangkan, kalau ada tulisan aku yang salah, ribuan masyarakat yang membaca tulisanku bisa mendapatkan informasi yang salah juga.

Walaupun profesi jurnalis itu berat, ada saja kebahagiaan yang aku rasakan. Bahkan bisa membuatku senyum-senyum sendiri.

Ucapan Terima Kasih

Ya. Ucapan terima kasih termasuk kebahagiaan pertamaku sebagai jurnalis. Terdengar sederhana dan mungkin biasa-biasa saja.

Namun, buatku "terima kasih" punya filosofi berharga. Saat meliput acara, seringkali si empu acara, humas atau public relation mengucapkan terima kasih atas kehadiranku.

Sambil tersenyum, mereka berkata "Terima kasih sudah datang!" dan "Terima kasih akhirnya ada reporter juga yang ditugaskan ke sini". Atau bila ada public relation yang hapal denganku, "Wah, senang, Mbak Fitri yang ngeliput."

Ucapan itu aku peroleh saat datang (sebelum) dan akhir acara. Raut wajah-wajah senang public relation terlihat saat aku menghadiri acara. Bahwa kehadiran diri kita sangat dinantikan.

Meski sebenarnya peliputan yang aku jalani itu bentuk 'tugas negara.' Tak ayal, aku juga ikut senang.

Terkadang ucapan terima kasih diakhiri dengan "Nanti kalau ada acara lagi, kami akan undang ya Mbak ..." Sebuah kalimat tanda membuka jalinan pertemanan dan memperluas jaringan.

Ucapan terima kasih juga mampir ke telinga usai tulisanku tayang. Tentunya, bila si empu acara atau public relation membaca tulisanku. Poin tambahannya, artikel akan dibagikan (share) ke media sosial si empu acara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline