Lihat ke Halaman Asli

Firman Rahman

TERVERIFIKASI

Blogger Kompasiana

Sebelas Patriot (Resensi Novel)

Diperbarui: 17 Maret 2023   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelas Patriot (Resensi Novel) - Dokumen pribadi

Hari-hari ini, Saya memang sedang keranjingan membaca buku-buku lama yang teronggok di lemari buku yang kebetulan sudah lama tidak ada yang membacanya, beberapa buku bahkan sudah banyak yang dipinjam dan tidak tahu siapa yang meminjam. Begitu pula kali ini, sambil menikmati secangkir kopi, sebuah buku karya Andrea Hirata menarik perhatian Saya. Hal ini pula yang membuatnya menulis "Sebelas Patriot (Resensi Novel)" 

Masih ingat dengan Andrea Hirata seorang penulis fenomenal Tetralogi Laskar Pelangi dan Dwilogi Padang Bulan, yang dengan tulisan-tulisannya bisa membangkitkan kesadaran anak-anak muda jaman now tentang pentingnya sebuah literasi?

Begitu pula dengan "Sebuah Novel Sebelas Patriot" ini yang sejatinya atau tersamar menjadi sebuah kisah lanjutan yang menarik untuk menggapai harapan dan mimpi.

Informasi buku:

  • Judul: Sebelas Patriot.
  • Penulis: Andrea Hirata.
  • Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
  • Tahun terbit : Cetakan I, Bulan Juni 2011.
  • Tebal buku: xii + 112 halaman.
  • ISBN: 978-602-8811-52-1.

Sebuah Novel Sebelas Patriot dalam Resensi Buku

Novle karya Andrea Hirata kali ini mengisahkan sebuah kisah inspiratif dengan sudut pandang berbeda dengan latar budaya Melayu. Inti dari novel ini adalah kisah inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan sang ayah, cinta pada negeri, gigih dan bersemangat dalam meraih mimpi.

Ikal.. menjadi sosok tokoh dalam novel ini. Kisah ini berawal dengan kehidupan Ikal saat masih kecil di rumah Belitong, yang pada suatu saat menemukan foto yang membawanya pada rasa cintanya pada dunia olahraga sepak  bola.

Foto misterius yang membuat Ikal penasaran karena adanya perintah dan larangan sang ibu untuk mengetahui dan juga melihat foto ersebut. Dan betapa kagetnya Ikal saat mengetahui bahwa sosok pria gagah dengan bola di kaki dan piala di tangan itu adalah sosok ayah Ikal yang dikaguminya.

Ternyata ayah Ikal, dahulu adalah seorang pemain sepak bola berbakat, dan menjadi pemain sayap kiri di kesebelasan PSSI pada zaman pendudukan Belanda. Dan kisah tersebut menjadi mengharu biru, saat tim kesebelasan ayah Ikal , yaitu Tim Sebelas Patriot bisa mengalahkan tim sepak bola Belanda.

Baca juga: "Sacrifice, Honesty dan Freedom" dalam Dwilogi Padang Bulan (Resensi Novel).

Dan hal ini ber-efek pada dikirimnya ayah Ikal ke tangsi sebagai hukuman atas menangnya tim sepak bola Sebelas Patriot melawan Belanda. Dan yang membuat sedih ternyata Ayah Ikal harus mendapatkan hal yang tidak diperkirakannya, saat tempurung kaki kirinya pecah dan membuatnya cacat permanen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline