Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Kisah Kue Nastar yang Habis Sebelum Lebaran Tiba

Diperbarui: 3 Juni 2018   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka kue Lebaran (dok.kompas.com)

Masa kecil memang masa yang paling indah. Kenakalan pada masa kecil juga masih dianggap wajar selama tidak merugikan orang lain. Paling-paling hanya cambuk sapu lidi atau jeweran yang bisa meredakan kenakalan sementara waktu hahaha.

Ngomong-ngomong soal cerita masa kecil pada saat Ramadan, setiap orang pasti memiliki ceritanya masing-masing. Begitu juga dengan saya yang masih duduk di bangku SD pada saat itu.

Biasanya, menjelang 10 hari mendekati Lebaran, ibu-ibu sudah mulai sibuk di dapur. Tak terkecuali di rumah saya. Saya lupa siapa saja yang tepatnya terlibat membuat aneka kue Lebaran seperti nastar dan kue khas lebaran lainnya. Selain nastar, kue keju atau kastengel juga termasuk yang saya sukai.

Baca Es Cao, Minuman Khas Semarang yang Menyegarkan

Sesekali, kami pun diajak untuk membuat kue. Mulai dari memasukkan adonan tepung terigu, sampai dengan mencetaknya di dalam loyang. Yang paling asyik itu ketika mengolesnya dengan putih telur agar kuenya terlihat mengilat dan tidak lengket setelah dipanggang.

Lalu, tahapan terakhir adalah memasukkannya dengan rapi di dalam toples. Tentu saja semua proses membuat kue dilakukan pada siang hari. Mau tak mau kadang harus beberapa kali menelan ludah karena tergoda untuk mencicipinya.

Dasar anak-anak. karena sudah tahu dimana "brankas" tempat kue-kue itu disimpan untuk persediaan lebaran. Biasanya saat suasana sepi, saya mengendap-endap ke balik lemari yang memisahkan ruang tamu dan lorong menuju kamar nenek saya. Di dalam lemari itulah, kue-kue Lebaran disimpan.

Baca Berapa Keuntungan Jualan di Pasar Dadakan Saat Ramadan?

Satu persatu saya ambil. Agar tidak ada yang curiga, saya mengambilnya tidak sekaligus, melainkan satu kue tiap hari. Di saat suasana mendukung, tidak ada orang dan memungkinkan untuk mencicipi, kadang-kadang jadi ambil satu kue lain di toples yang bebeda hahahaha.

Tak terasa mendekati lebaran justru isi toples tersebut sudah mulai berkurang. Setelah nenek saya mengetahuinya terpaksa aksi saya hentikan hahaha, soalnya takut ketahuan.

Waktu kecil memang sudah dilatih untuk berpuasa, apalagi sudah duduk di bangku SD. Namun, itulah anak-anak. Suka mencuri-curi kesempatan saat orang tua lengah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline