Lihat ke Halaman Asli

Fifi Dwi Pratiwi

Illustrator

Belajar Mengenal Sistem Ekologi dan Mengelola Sumberdaya Alam Lewat Game “ECO”

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak hanya di sekolah. Begitupun dengan pembelajaran mengenai sistem ekologi dan pengelolaan sumberdaya alam, yang umumnya baru diberikan pada sekolah tingkat atas atau bangku kuliah, sebentar lagi akan bisa ‘dipelajari’ secara lebih menarik melalui sebuah permainan komputer bernama “ECO”.

“ECO” adalah sebuah konsep permainan berbasis komputer yang cara bermainnya mengikuti permainan Minecraft dengan menyisipkan 'bumbu' ekologi di dalamnya. “ECO” pertama kali diumumkan ke dunia oleh Strange Loop Games, selaku pengembang game ini, pada tanggal 5 Juni 2015 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sebagaimana tercantum dalam laman resminya di Facebook.

Laman Facebook ECO - Global Survival Game (sumber: https://web.facebook.com/EcoVideoGame)

Permainan ini akan berjalan secara multiplayer. Tujuan dari permainan ini sederhana, pemain harus mampu bertahan hidup sampai hari kiamat (doomsday) tiba.

Ketika berada di ‘dunia’ ECO, para pemain tidak sendirian. Mereka juga berbagi lahan dengan tumbuhan dan hewan liar yang hidup disekitarnya. Tumbuhan dan hewan liar ini akan berkembang mengikuti aturan ekologis sebagaimana yang berlaku pada ekosistem ideal (tanpa campur tangan manusia). Interaksi dari keduanya (tumbuhan dan hewan) dengan lingkungannya, bersama-sama membangun sebuah ekosistem dengan sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya inilah yang bisa dimanfaatkan oleh para pemain untuk bertahan hidup (makan, membangun rumah, mengembangkan teknologi, dan sebagainya).

Selama permainan berlangsung, setiap pemain dipersilahkan untuk membangun komunitas dan membuat aturan yang berlaku pada komunitasnya. Pembuatan aturan harus dilakukan sebijak mungkin. Sebab, bila salah dalam membuat aturan bisa berdampak pada habisnya sumberdaya alam atau kerusakan lingkungan yang parah. Hal ini bisa berujung pada ‘kehancuran dunia’ yang telah dibangun.

Teaser game ECO (sumber: http://www.strangeloopgames.com/eco-a-doubly-doomed-world/)

“Ekosistem ini adalah satu-satunya lifeline dalam sebuah perlombaan melawan waktu. Sumberdaya anda yang ada akankah dapat mencegah kehancuran peradaban atau menjadi penyebab kehancurannya (peradaban) itu sendiri ketika kelompok anda menghabiskan sumberdaya yang anda miliki” ujar pengembang Strange Loop Games kepada Eurogamer yang saya kutip dari Siliconangle. “Meskipun setiap pemain ‘tinggal’ di dunia yang sama dan memiliki harapan yang sama, agar tetap bertahan hidup, namun kepentingan dari masing-masing individu akan membuat perbedaan yang besar mengenai posisi masing-masing” jelas pengembangnya lebih lanjut.

Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa banyak makna dan pembelajaran khususnya mengenai sistem ekologi dan lingkungan hidup yang bisa diperoleh. Oleh karenanya, tidak mengherankan bila pengembang game ini menerima hibah sebesar hampir US$ 900.000 dari US Government’s Institute of Education Science melalui program “Penambahan pengetahuan mengenai literasi ekologi dan lingkungan hidup bagi pelajar tingkat menengah”.

Saat ini, ECO masih dalam tahap pengembangan. Semoga sebentar lagi permainan ini dapat dirilis ke seluruh dunia. Tertarikkah anda untuk memainkan game ini?

@FifipakeF

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline