Lihat ke Halaman Asli

Fifin Nurdiyana

TERVERIFIKASI

PNS

Pencapaian Gizi Seimbang Melalui Jajanan Anak Sekolah

Diperbarui: 6 September 2018   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Pagi hari adalah momen emas bagi sebuah kehidupan, dimana setiap aktivitas baru dimulai dan semangat menghadapi hari masih terasa menggelora. Tentu saja ini merupakan kesempatan baik yang tidak boleh disia-siakan. 

Momen pagi harus menjadi momen yang menyenangkan. Momen bahagia. Momen berprestasi. Dan momen mengawali langkah meraih masa depan yang cerah.

Sebagai seorang ibu dari tiga orang anak usia sekolah, aku juga tidak ingin melewatkan pagi dengan begitu saja. Pagiku selalu disibukkan dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anak-anak. 

Aku tidak ingin anak-anak berangkat sekolah dengan hati yang menyimpan kegundahan karena ibunya tak membawakan mereka bekal atau cemilan jajanan untuk di sekolah. 

Maka, aku selalu sebisa mungkin meluangkan waktu untuk memasak makanan atau membuat jajanan untuk bekal mereka di tengah-tengah jadwal aktivitasku sebagai seorang pekerja kantoran yang juga dituntut harus berangkat pagi.

Sebagai seorang ibu yang menginginkan terbaik untuk anak-anak, aku berupaya memberikan bekal yang sehat dan higienis untuk anak-anak. Kalau toh bukan hasil masakanku sendiri, biasanya bekal atau jajanan mereka aku beli dari toko-toko atau supermarket yang terpercaya dan memiliki kredibilitas yang cukup baik.

Aku rasa wajar jika saat ini banyak para ibu yang khawatir dengan jajanan anak sekolah yang dijual sembarangan. Selain kurang terjaga higienitasnya, jajanan yang banyak dijual di luar lingkungan sekolah kerap menggunakan bahan baku yang tidak sehat. 

Meski terkadang tampilannya lebih menarik, namun tak jarang jajanan tersebut terlalu banyak mengandung pengawet, zat pewarna bukan untuk makanan, menggunakan air mentah, tidak bergizi serta tidak bersih sehingga mudah dihinggapi oleh kuman, debu, lalat, dll. 

Akibatnya, tanpa disadari ini akan memicu berbagai gejala penyakit pada anak, misalnya batuk, pilek, sakit perut, diare, dll.

Menyadari kenyataan tersebut, pemerintah serta berbagai pihak yang terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, serta para pegiat dan aktivis sosial kemasyarakatan, dll berupaya secara gencar mensosialisasikan program-program yang terkait dengan peningkatan mutu gizi melalui terciptanya jajanan anak sekolah yang sehat, hygienis dan bergizi.

sumber:Bangka tribunnews

Jika beberapa waktu terakhir kita cukup populer dengan istilah Nasi Bento dengan berbagai kreasi kreatifnya sebagai salah satu upaya mendukung bekal jajanan sehat untuk anak sekolah, kini pemerintah melalui Badan POM RI Direktorat Standarisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Dan Bahan Berbahaya juga mulai concern mendukung jajanan sehat anak sekolah dengan mencanangkan program Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang atau disingkat PJAS.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah menjadi dasar upaya perbaikan gizi untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan serta peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline