Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Daripada Terkena "Jebakan Batman" Investasi Bodong, Lebih Baik Coba Berinvestasi Surat Berharga Negara Ritel Milik Pemerintah

Diperbarui: 26 Februari 2021   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Twitter.com/@Djpprkemenkeu

"Modal saya mungkin ada sekitar Rp200 juta yang dibawa mereka. Desember 2019 sudah sulit dihubungi dan uang saya dibawa kabur," kata Anam Khoirul Umam salah satu korban investasi ilegal A.ka investasi bodong UD Sakinah Jogyakarta awal 2020 lalu.

Bukan cuma Anam, ada ribuan investor lain yang bernasib sama. Tak hanya di Jogya, layanan investasi bodong ini seolah membanjiri setiap wilayah di Nusantara.

Mengapa hal itu masih terus saja terjadi, padahal sosialisasi kerap kali dilakukan oleh Satgas Waspada Investasi (SWI), media pun cukup membantu lantaran setiap kasus investasi bodong ini menguar ke ruang publik diekspos cukup masif, tujuannya agar masyarakat bisa waspada.

Otoritas Jasa Keuangan(OJK) secara berkala merilis entitas investasi ilegal, selama pandemi Covid-19 ada 194 kegiatan investasi bodong telah dihentikan dan dibredel oleh OJK, dengan berbagai modus, meskipun rata-rata mereka menggunakan skema Ponzi dalam menjalankan tipu-tipu investasinya.

Pihak Bareskrim Polri sepanjang 2020 lalu telah menerima laporan terkait investasi abal-abal sebanyak 349 laporan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mengapa hal itu bisa terus terjadi?

Lantaran masyarakat tergiur untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi apalagi saat masa pendapatan mereka dalam kondisi menurun akibat pandemi.

Itulah karakteristik masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai kerja minimal untung maksimal, lamun ceuk bahasa sunda mah "hayang untung ku enteng"

Selain itu ada masalah krusial lain yang sebenarnya masalah klasik dan menahun, literasi keuangan yang agaknya tak mendapat atensi menggembirakan dari masyarakat.

OJK meskipun telah bekerja keras untuk melakukan literasi keuangan tapi kerja kerasnya itu masih kurang butuh effort lebih lagi, agar masyarakat tak terus menerus menjadi korban kegiatan investasi sampah seperti itu.

Lantas bagaimana menghindari agar lolos dari "jebakan batman" investasi bodong?

Pertama, be rational, singkirkan dulu emosi keserakahan "wah iya yah kalau saya investasi 10 bisa dapat 50, mantap itu bisa cepat kaya."

Kita harus curiga jika ada pihak yang menawarkan investasi dengan imbal hasil besar, ingat hukum besi investasi "untung gede, risiko juga akan sama gedenya atau bahkan lebih gede lagi"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline