Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Ratna Sari Dewi Bukan Perempuan Jepang Pertama yang Dinikahi Bung Karno

Diperbarui: 7 Juni 2020   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibnation.com

Mungkin tak banyak diketahui oleh masyarakat luas bahwa Naoko Nemoto atau dikenal dengan nama Indonesia Ratna Sari Dewi bukanlah perempuan Jepang pertama yang di nikahi oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno.

Ya, 4 tahun sebelum Bung Karno menikahi Naoko Nemoto, menurut  seorang penulis asal Jepang Masashi Nishihara, yang menulis buku Ratna Sari Dewi & Pampasan Perang, pernah menjalani cerita cinta yang berujung dipelaminan dengan seorang perempuan jepang lain bernama Sakiko Kanase.

Menurut Masashi, Sakiko Kanase merupakan seorang model Fesyen, tentu saja ia seorang perempuan cantik sesuai dengan selera tinggi Soekarno.

Seperti dilansir situs Historia.id, perjumpaan pertama antara Soekarno dan Sakiko terjadi di Kyoto Jepang. Sejak pertama kali berjumpa si Bung yang dikenal Flamboyan ini langsung menampakan ketertarikannya pada Sakiko.

Rupanya sinyal cinta yang dipancarkan Soekarno, terlihat jelas oleh salah satu petinggi perusahaan Jepang, Kinoshita  yang berminat untuk menanamkan investasi dalam pembangunan di Indonesia saat itu, 

Seperti diketahui sebelumnya sebagai bagian pembayaran pampasan perang, Jepang mempunyai kewajiban membayar pampasan perang kepada Indonesia senilai  US$ 223,08 juta plus bantuan sebesar US$ 80 ribu, jumlah yang sangat besar saat itu seperti tertulis dalam perjanjian perdamaian Jepang dengan Sekutu maupun negara yang pernah di jajah Jepang, yang saat itu ditandatangani di San Fransisco Amerika Serikat pada tahun 1951.

Nah dengan adanya kewajiban Jepang tersebut, banyak perusahaan Jepang berlomba-lomba untuk mendapatkan berbagai proyek di Indonesia.

Untuk memuluskan minatnya mendapatkan proyek di Indonesia kemudian Kinoshita membawa serta Sakiko Kanasue sebagai bagian lobi bisnis tingkat tinggi ke Indonesia.

Dan ternyata Soekarno benar-benar sangat menyukai Sakiko, maka di penghujung tahun 1958 Sakiko datang ke Indonesia sebagai seorang guru bagi anak-anak ekspatriat Jepang.

Sakiko kemudian ditempatkan di kawasan elite Menteng Jakarta Pusat, dan sejatinya ia tak bertugas ssbagai guru namun sebagai nyonya bagi Soekarno dengan nama panggilan Ny. Basuki.

Sebelum datang ke Jakarta, Sakiko telah dinikahi Soekarno  di Hotel Daichi di Ginza Jepang, setelah pernikahan tersebut dan memeluk agama Islam Sakiko Kanase mengganti namanya dengan nama Saliku Maesaroh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline