Lihat ke Halaman Asli

Konservasi Terumbu Karang Pulau Enggano

Diperbarui: 27 Agustus 2017   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim FMC

Inilah sedikit cuplikan saat survey tempat dari tim FMC.


Kali ini saya dan tim FMC (Find My Coral) melakukan konservasi terumbu karang di Pulau Enggano. Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan.

Inilah tim kami tapi tidak lengkap, karena beberapa orang sedang terkapar di dalam dek kapal :D

Oke, Kenapa kita memilih Pulau Enggano? karena dengan adanya global warming pulau enggano terkena dampaknya khususnya pada terumbu karang.

Maka dari itu kita ingin terumbu karang Pulau Enggano kembali seperti sedia kala.

Dan dihuni ikan-ikan yang cantic-cantik.

Untuk mencapainya sendiri kita memerlukan 12 jam perjalanan dengan kapal Ferry, dan 14 jam menggunakan kapal Perintis.

Waktu itu tim kami terbagi menjadi 3 kapal, pertama tim observasi menggunakan kapal Perintis, kedua tim operasional dan perlengkapan dengan kapal Ferry dan yang ketiga tim yang menemani pemerintah dengan menggunakan KRI Imam Bonjol.

dokumentasi pribadi

Kita berangkat sore hari sekitar pukul 5, kapal mulai meninggalkan pelabuhan BAAI. Seiiring berjalannya kapal kita menikmati indahnya lautan luas dan sunset yang tenggelam di samudra hindia. Tetapi sekitar pukul 9 malam kapal kami terkena badai besar dimana antara kapal dan ombak tinggilah ombak yang membuat saya dan tim harap-harap cemas. Alhasil nahkoda kapal memberikan isyarat kepada semua penumpang bahwa perjalanan ini tidak bisa dilanjutkan, dan terpaksa kita harus kembali ke pelabuhan.

Perjalanan dilanjutkan lagi pukul 4 pagi dan alhamdullilah cuaca cerah dan bersahabat.

Enggano sendiri terbagi menjadi 6 desa yaitu Malakoni, Apoho, Meok, Banjarsari, Kaana, dan Kahyapu. Disini kita mendirikan basecamp di desa Malakoni.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline