Lihat ke Halaman Asli

Febroni Purba

Bergiat di konservasi ayam asli Indonesia

Beredar Ayam Persilangan, Masyarakat Diharap Hati-hati dalam Membeli Ayam Kampung

Diperbarui: 27 September 2021   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayam Kampung Asli/dokpri

Usaha peternakan ayam kampung belakangan ini telah menjadi usaha yang semakin dinamis dan kompetitif. Dinamis ditandai dengan hadirnya pendatang baru baik di pembibitan dan budidaya. Kompetitif yang dimaksud persaingan yang ketat baik secara sehat maupun tidak sehat. 

Tulisan ini mengupas persaingan yang tidak sehat tersebut berdasarkan data dan fakta secara objektif yang terjadi di lapangan. Tulisan ini memberikan informasi bagi pembaca yang ingin membeli ayam kampung agar hati-hati karena banyak beredar ayam persilangan.

Berdasarkan pengamatan saya di sejumlah supermarket dan pasar tradisional khususnya di Jabodetabek, tak sedikit ditemui banyaknya penjualan karkas ayam kampung yang tidak asli. Salah satu buktinya adalah kehadiran ayam dengan branding Ayam ULU yang diklaim sebagai ayam kampung tetapi bukan. 

Mengapa bukan asli? Karena dalam kemasan pada Ayam ULU tersebut tidak ada tertulis "ayam kampung". Berdasarkan asal usulnya, ayam ULU adalah persilangan antara ayam Pelung (asli Cianjur) dengan ayam ras petelur (Hubbard) dari negara Perancis. 

tangkapan layar dari laman Brambang.com

Hubbard telah menjadi rujukan dunia untuk stok pengembangbiakan broiler. Ini jelas bukan ayam kampung asli atau ayam lokal yang ada di Indonesia.

Satu kali saya bertanya ke salah satu karyawan ritel di Jakarta, "Mengapa Anda menuliskan ayam kampung pada produk Ayam ULU?" Dengan santai ia pun menjawab, "konsumen kan tidak tahu dan kurang peduli, pak." Mendengar jawaban dari salah satu karyawan tersebut adalah bukti bahwa ritel tersebut telah melakukan pembohongan terhadap konsumen.  

Kehadiran Ayam ULU di pasar maupun marketplace dalam jaringan (daring) tentu tidak salah sepanjang informasi yang dicantumkan dalam deskripsi adalah jelas dan benar. Yang terjadi adalah di kemasan hanya dituliskan "Ayam ULU" tetapi di deskripsi atau display dituliskan "ayam kampung ULU." Hal ini meimbulkan kesan negatif bagi konsumen yang seharusnya tidak perlu terjadi. 

Jika dalam kemasan tidak menggunakan ayam kampung, tidak perlu harus menuliskan ayam kampung seakan-akan murni ayam kampung. 

Atau sebaiknya, diubah saya pada kemasannya ayam kampung ULU. Tapi haruslah benar-benar menggunakan ayam kampung, bukan persilangan dengan ayam ras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline