Lihat ke Halaman Asli

Review Film Saidjah & Adinda, Kisah Cinta Romantis namun Tragis

Diperbarui: 7 Maret 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film Saidjah&Adinda merupakan Film yang di sutradai oleh Darwin Mahesa, Film ini diangkat dari kisah dalam buku Max Havelaar karya Multatuli pada tahun 1860. Sederet aktor dan aktris berbakat memerankan tokoh di film ini, antara lain Achmad Ali Sukarno sebagai Saidjah, Rizky Darta sebagai Adinda, Christian Bernard Leitner sebagai Max Havelaar, serta aktor senior lainnya yang juga turut mengambil peran dalam film Saidjah&Adinda ini.

Film ini menceritakan seorang Pemuda dan Pemudi yang tinggal di pelosok desa di Badoer,Lebak-Banten. Mereka bersahabat sedari kecil dan tumbuh dewasa bersama kemudian menjalin hubungan sebagai kekasih yang saling mencintai. 

Disamping kisah cinta antara Saidjah&Adinda, film ini juga memberikan gambaran bagaimana Pemerintahan Lebak menjalankan tugasnya pada saat itu. Pemerintah yang kejam dan menindas rakyatnya yang miskin dan tidak mampu melawannya. 

Bupati Lebak yang bernama Raden Adipati selalu melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya melalui Asistennya, Ki Demang. Ki Demang merupakan tokoh masyarakat yang kejam kepada warganya  dan beliau sangat ditakuti oleh warga setempat. Saidjah yang sering dibuat geram oleh ulah Ki Demang kepada abahnya, mulai menginginkan adanya keadilan.

Kisah Cinta Sepasang Kekasih di era Kolonialisme Belanda

Saidjah&Adinda memiliki impian untuk menikah, memiliki kerbau baru dan hidup dengan bahagia bersama. Namun, impian mereka terhalang oleh kemiskinan yang melanda di kehidupan mereka. Keseharian Saidjah&Adinda yaitu mereka bermain di sawah, hutan dan pantai. Berbeda dengan kisah cinta lain pada umumnya, Saidjah&Adinda harus bertahan ditengah sulitnya hidup mereka yang juga selalu di teror oleh Ki Demang. Ki Demang yang kejam selalu mengambil harta yang paling berharga yang dimiliki Saidjah yaitu seekor Kerbau. Adinda yang selalu menenangkan Saidjah berkata "Biarlah mereka mengambil harta yang kita miliki, namun mereka tak akan bisa mengambil harga diri kita".

Keinginan Saidjah&Adinda untuk menegakkan keadilan di Lebak 

Kekejaman Ki Demang terhadap Warga Badoer semakin hari semakin keterlaluan, selain merampas hak milik warga dengan paksa dan tanpa imbalan Ki Demang juga tak segan untuk menyakiti warga yang melawannya. 

Sejak masa kecil Saidjah Ki Demang memang selalu jahat, ketika Saidjah kecil Abah Saidjah menjual kris yang ia miliki untuk dibelikan seekor kerbau. Kerbau tersebut diberi nama si Pantang, yang juga memiliki kenangan berharga karena telah menyelamatkan Saidjah dari terkaman harimau. 

Namun, dengan teganya Ki Demang memaksa untuk mengambilnya bahkan setelah Saidjah Dewasa dan memiliki kerbau lagi pemberian Ibu Neng Ki Demang tetap merampasnya. Setelah kematian Abah Saidjah yang ditemukan telah ditusuk oleh sebuah golok, Adinda mengajak Saidjah untuk memberi tahu Tuan Max Havelaar yang merupakan Asisten Residence Lebak untuk mencari perlindungan.

Kesetiaan dan Ketulusan cinta Saidjah&Adinda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline