Lihat ke Halaman Asli

Fawwaz Ibrahim

Aktivis Pendidikan

Ketika Internet Masuk Desa Dalam Mozaik ASADESSA

Diperbarui: 14 Juli 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pri | Kegiatan yang di gagas oleh Relawan TIK"][/caption]

Selasa sore (07/07/15) saya berkesempatan untuk mengikuti acara KURMA (Kumpul Rame-rame di Bulan Ramadhan), yang bertempat di Treehouse Cafe, Bandung. Pembicara dalam acara ini adalah Indriyatno Banyumurti, beliau adalah perwakilan dari relawan TIK Nasional yang sangat paham kondisi pergerakan internet Indonesia. Acara ini di fasilitasi oleh Qwords dan para Relawan TIK Bandung, kemudian didukung oleh Blogger Bandung dan teman-teman media lainnya.

Acara dimulai sekitar pukul empat sore, yang didahului dengan menonton film “ASADESSA” yang di persembahkan oleh ICT Watch yang bersinergi dengan Relawan TIK. Film ini berdurasi kurang lebih 54 menit, yang didalamnya menceritakan bagaimana teknologi membantu banyak desa dalam pertumbuhan ekonomi dan pendidikan.

Banyak desa yang ditampilkan secara visual dan kemajuan setelah di sentuh oleh teknologi semacam internet dan perangkat pendukungnya, seperti Desa Sidamulih Kabupaten Ciamis, Desa Melung Kabupaten Banyumas, Gampong Cot Baroh Kabupaten Pidie Jaya, dan Desa Harapan Jaya Kabupaten Indragiri Hilir.

Desa tersebut adalah bagian kecil desa di Indonesia, yang dimana setelah teknologi masuk, teknologi tersebut dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Apa contoh dari pemanfaatan yang dilakukan oleh desa-desa tersebut? Contoh paling sederhana adalah, salah satu desa menggunakan internet sebagai media yang dimana, mereka menjajakan produk hasil pertanian dan peternakan kepada masyarakat.

Masih ada lagi contoh lainnya, seperti ada salah seorang warga desa yang pandai membenihkan ikan. Ia memanfaatkan internet sebagai media untuk menjual benih-benih ikan yang ia rawat, karena internet jangkauannya sangat luas, jadilah warga tersebut hingga saat ini kerepotan sendiri akan pesanan benih ikan karena tingginya pemesanan. Dan warga tersebut menyatakan bahwa itu manfaat dari internet dan media pendukungnya, ia tidak pernah menyangka bahwa internet akan bermanfaat begitu besar dalam kehidupannya.

[caption caption="Dok. RelawanTIK | Acara KURMA yang di hadiri masyarakat, blogger dan media"]

[/caption]

Bisa jadi masih banyak cerita yang tidak mungkin tervisualisasikan dalam film tersebut, karena setiap desa akan memiliki cerita tersendiri dalam penggunaan internet. Akan tetapi, setidaknya film “ ASADESSA” menggambarkan bagaimana pentingnya, kita sebagai generasi muda yang melek informasi dan teknologi, seyogjanya juga peka kepada mereka yang perlu kepada kebutuhan teknologi yang lebih baru dan maju.

Hal ini penting, bukan untuk keperluan yang menguntungkan diri pribadi atau komunitas, akan tetapi keperluan untuk bangsa dan negara, yang harus maju bergerak bersama untuk menjadi negara yang mandiri hingga makmur bersama dalam berbagai sektor.

Penggunaan internet di Indonesia menurut Indriyatno Banyumurti, menjadi negara percontohan yang tercatat di PBB atas penggunaan internet sehat. Karena ketercatatannya itulah, salah satu negara Asia seperti Jepang rela datang ke Indonesia untuk belajar bagaimana membuat gerakan seperti Asadessa dan gerakan lainnya. Dimana dalam gerakan ini semua elemen masyarakat harus mendukung, mulai dari pemerintahan kota, desa dan yang paling penting adalah masyarakat itu sendiri.

Dari gerakan yang di gagas oleh Relawan TIK inilah, banyak desa yang terinspirasi yang kemudian bangun dari tidur hingga bergerak untuk maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline