Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Segera Keluar dari Lingkaran Hubungan Toksik Jika Ingin Hidup Bahagia

Diperbarui: 8 Februari 2023   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-jrbpe

"Jangan hanya karena kamu kesepian membuatmu berhubungan kembali dengan orang toksik. Kamu tidak seharusnya minum racun hanya karena kehausan"

Toksik merupakan serapan dari bahasa Inggris "toxic" artinya mengandung racun atau beracun, dan kita sering mendengar istilah toxic relationship, toxic people di masyarakat yang sering dikaitkan dengan keadaan hubungan antarmanusia yang tidak sehat. 

Hubungan toksik ini pernah dialami sahabat baik saya, sebut saja "Melati". Saya menjadi sahabat baiknya dalam bertukar pikiran dan berdiskusi. Melati termasuk orang yang percaya diri dan mandiri, hanyamempunyai sifat keras kepala dan jika jatuh cinta hilang akal sehatnya. Maksudnya, ketika dalam tahap pengenalan dengan si pria, segala keburukan sifat si pria diabaikan.

Tak salah jika Melati sudah tiga kali mengalami pernikahan. Pernikahan pertama Melati dengan Budi yang mempunyai usaha hiburan organ tunggal. Dunia hiburan, membuat suami Melati lemah iman sehingga berhubungan dengan beberapa biduanita cantik, bahkan menikahi beberapa biduanita tersebut. Melati memilih mundur dan bercerai. Saya ikut memberi dukungan bahwa hubungan sudah tidak sehat jika istri sudah tidak dihargai dan seolah dianggap tidak ada.

Melati kembali menjalin hubungan dan menikah dengan seorang pria yang mempunyai sifat temperamental. Melati sendiri adalah sosok perempuan yang tomboi dan saya percaya dia tidak akan mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Kala remaja, Melati aktif dalam olahraga bela diri. 

Pertengkaran sangat sering terjadi dan akhirnya berujung KDRT. Melati dikejar dengan parang dan diancam akan dibunuh, karena Melati melakukan perlawanan. Dengan kondisi ini, Melati memutuskan berpisah walaupun mengalami intimidasi. Saya kembali memberi dukungan bahwa lebih baik berpisah ketimbang jiwa dan raga terancam bahkan bisa saja mati sia-sia.

Setelah lama menjanda, lagi-lagi Melati jatuh cinta. Dan saya memberi nasehat terakhir, jika memang pria ini menjadi pilihannya dan jadikanlah ini pernikahan terakhir. Saya sebagai sahabatnya saja capek menyaksikan begitu banyak drama dalam hidupnya. 

Awal pernikahan, pria ini menunjukkan perangai baik, dia seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Saya pun lega, kehidupan Melati aman damai. Ternyata itu hanya beberapa bulan saja, sang suami mulai suka pulang malam dan hobi berjudi. Teman judi biasanya mabuk-mabukan. Akibatnya sering tidak masuk kantor dan karena pengaruh alkohol lagi-lagi berperilaku temperamental. 

Padahal, sebelum menikah Melati sudah membuat perjanjian pranikah karena trauma akan pernikahan sebelumnya dan dalam pejanjian dibunyikan agar suami tidak melakukan KDRT dalam pernikahan. Namun perjanjian pranikah itu tidak berlaku, sang suami mabuk-mabukan dan melakukan kekerasan verbal. Pernikahan Melati pun berakhir.

Tindakan Melati dengan menyudahi semua pernikahannya menurut saya adalah tindakan yang benar walaupun pada akhirnya dicibir banyak orang dengan predikat "janda tiga kali". Orang lain mungkin menyalahkan Melati, kok bisa tiga kali menikah kemudian tiga kali bercerai kalau tidak ada kesalahan pada Melati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline