Lihat ke Halaman Asli

Farid Maruf

Full-time Learner

Membela Sitti Hikmawatty

Diperbarui: 26 Februari 2020   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribun-Jakarta/M. Rizki Hidayat

Tidak. Seorang perempuan tidak mungkin hamil hanya karena berenang di kolam renang yang di dalamnya ada laki-laki yang "terangsang". Kendati demikian, pernyataan Ibu Hihmahwatty (komisioner KPAI) tidak serta merta menjadi salah. Perdebatannya ada pada: apa yang mendasari kesimpulan kita untuk mengatakan sesuatu "mungkin terjadi" dan "tidak mungkin terjadi"; atau dalam hal ini apa yang mendasari kesimpulan bahwa perempuan "mungkin" hamil jika berenang bersama laki-laki di kolam renang yang sama, dan apa yang mendasari kesimpulan yang mengatakan sebaliknya.

Mari kita bahas satu persatu mengenai faktor apa saja yang diperlukan oleh sel sperma untuk mencapai sel telur lalu membuahinya. 

Pertama, motilitas: sederhananya, motilitas adalah kemampuan untuk bergerak. Motilitas seluler adalah kemampuan bergerak spontan yang dimiliki oleh sel untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan memanfaatkan sumber energi yang dibawa bersamanya. Ketika berbicara tentang motilitas sel sperma, maka pergerakan yang dimaksud adalah gerakan berenang. 

Setelah sperma keluar dari ujung uretra lak-laki, hal pertama yang dilakukan oleh sel sperma adalah berenang guna mencapai tuba fallopi di mana sel telur berada. Di antara sekitar tiga ratus juta sel sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi, terdapat satu sel yang memiliki kemampuan berenang terkuat dan tercepat dan akhirnya berhasil membuahi sel telur.

Kedua, cairan semen: merupakan cairan yang diproduksi, utamanya, oleh dua organ laki-laki bernama vesikula seminalis dan prostat. Sel sperma yang telah bergabung dengan cairan semen membentuk semen atau apa yang kita sebut dengan air mani. Cairan semen bersifat basa (pH optimal 7.0 sampai dengan 8.5) sehingga mendukung viabilitas dan motilitas dari sel sperma yang dibawanya.

Ketiga, lingkungan vagina: ketika semen mencapai liang vagina, sel sperma bisa saja mati akibat lingkungan vagina yang bersifat asam, namun hal tersebut teratasi dengan sendirinya ketika semen bercampur dengan lendir serviks vagina yang memiliki pH netral. Keseluruhan konsep ini (faktor kedua dan ketiga) dapat kita sebut sebagai "lingkungan yang ideal" bagi sel sperma dalam rangka mendukung perjalanannya menuju sel telur. 

Jika sebelumnya kita telah membicarakan tentang gerakan 'berenang" yang dilakukan oleh sel sperma, dan definisi berenang tentu saja adalah menggerakkan badan melintas di air (KBBI), maka "air" dalam hal ini adalah "lingkungan" yang berperan sebagai medium bagi sel sperma untuk dapat berenang.

Keempat, suhu: melalui sebuah penelitian, diketahui bahwa sel sperma berada pada tingkat motilitas tertinggi ketika berada dalam lingkungan dengan suhu 37C. Suhu tersebut juga merupakan suhu ideal bagi kelenjar testis di mana sperma diproduksi.

Kembali kepada pernyataan Ibu Hihmahwatty dan perdebatan mengenai apakah seorang perempuan mungkin hamil jika berenang bersama laki-laki dalam satu kolam renang. Mari menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memanfaatkan faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas.

Apakah sperma yang dikeluarkan ke dalam air kolam renang dapat berenang? Ya, selama sel sperma tersebut belum tercerai berai dari cairan semen yang menampungnya.

Apakah semen dapat mempertahankan kapasitasnya untuk menampung sel sperma di lingkungan air kolam renang? Ya, untuk waktu yang sangat singkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline