1. Gambar Pertama: "Pendidikan Tinggi"
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno: Akademi Plato, Nalanda, Madrasah Islam.
Universitas abad pertengahan (Bologna, Paris, Oxford): pusat teologi, hukum, filsafat.
Fungsi awal: menjaga kebenaran, mendidik profesional (hukum, medis, birokrasi).
2. Gambar Kedua: "Perguruan Tinggi Modern"
Perguruan Tinggi Modern
Renaisans & Pencerahan: humanisme, rasionalitas, sains.
Model Humboldt (abad ke-19): kesatuan riset & pengajaran, kebebasan akademik.
Perguruan tinggi jadi instrumen negara-bangsa & modernisasi.
Demokratisasi akses: pendidikan jadi hak warga negara.
Marketisasi: pendidikan sebagai investasi modal manusia.
21st Century Skills: berpikir kritis, kolaborasi, literasi digital.
Peran baru: riset global, civic engagement, solusi isu-isu kemanusiaan.
Universitas = ruang pencarian kebenaran + pelayanan kemanusiaan.
3. Gambar Ketiga: "Menjadi Mahasiswa"
Menjadi Mahasiswa
Menguasai Ilmu dan Keterampilan -- Mendalami bidang studi yang dipilih sekaligus mengasah keterampilan berpikir, komunikasi, dan teknologi.
Mengembangkan Diri -- Membentuk karakter, kemandirian, dan kedewasaan dalam menghadapi tantangan hidup.
Berpikir Kritis dan Kreatif -- Belajar menganalisis masalah, menemukan solusi, serta berinovasi.
Mempersiapkan Karier dan Masa Depan -- Menjadi bekal untuk dunia kerja, profesi, maupun pengabdian masyarakat.
Memberi Kontribusi pada Masyarakat -- Menggunakan ilmu dan kapasitas diri untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan.
Materi 1:
Negara pancasila sebagai darul ahdi WA syahadah
Resume:
*Cita-Cita Muhammadiyah: Mewujudkan Indonesia sebagai negara yang baik dan berada dalam ampunan Allah.
*Definisi Darul Ahdi wa Syahadah:
Prinsip Muhammadiyah tentang Indonesia sebagai negara hasil kesepakatan (ahdi) seluruh elemen bangsa, tempat persaksian (syahadah) umat Islam untuk berkontribusi terbaik.
Darul = rumah/negara
Ahdi = perjanjian/kesepakatan.
*Latar Belakang:
1. Menjawab tantangan disintegrasi, radikalisme, dan pragmatisme politik dengan landasan teologis-ideologis bagi umat Islam, khususnya Muhammadiyah dalam bernegara.
2. Indonesia didasarkan pada konsensus nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Menegaskan Indonesia sebagai rumah bersama untuk hidup, bekerja, dan beribadah, bukan negara perang atau kafir.
*Tujuan Utama:
1. Meneguhkan komitmen kebangsaan: menjaga Indonesia sebagai Amanah Allah.
2. Membuktikan peran umat Islam: berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
3. Menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan: Islam rahmatan lil'alamin dalam konteks NKRI.
4. Mencegah perpecahan bangsa: memperkokoh persatuan dalam keberagaman.
*Prinsip-Prinsip Darul Ahdi wa Syahadah:
1. Menghormati kesepakatan nasional.
2. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3. Kesaksian iman dan amal shalih.
4. Membangun peradaban utama.
*Harapan & Implementasi:
Umat Islam=Teladan berbangsa
Indonesia(Damai, adil, makmur
Masyarakat( Khaira ummah.)
Implementasi
Warga Muhammadiyah: Amal nyata.
Negara=Rumah damai
Generasi Muda=Semangat berkemajuan.
*Pahlawan muhammadiyah: Kontribusi besar, bukti peran penting Islam berkemajuan dalam sejarah bangsa.
*Negara pancasila sesuai dengan islam: karna mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan, selaras dengan prinsip rahmatan lil'alamin.
*Darul ahdi wa syahadah: Negara Pancasila hasil konsensus nasional, tempat pembuktian kesaksian untuk negeri aman, damai, maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam ridla Allah SWT.
**Peran Strategis Muhammadiyah
-Sejak 1912, Muhammadiyah berjuang dalam kemerdekaan dan aktif mendirikan NKRI
-KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah berperan aktif dalam kebangkitan nasional dan perjuangan kemerdekaan.
-Nilai Islam berkemajuan menjadi komitmen cinta tanah air.
*Kedudukan negara pancasila:
1. NKRI pancasila: Falsafah luhur, sejalan islam.
2. Esensi Pancasila: Sesuai nilai Islam (Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, keadilan).
3. Tujuan: Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
*Negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah:
- Beriman dan bertaqwa.
- Beribadah dan memakmurkan.
- Menjalankan fungsi kekhalifahan.
Memiliki relasi dengan Allah dan sesama. pergaulan antar komponen bangsa.
*Contoh Penerapan:
1. Membangun sekolah dan universitas untuk mencerdaskan bangsa.
2. Aktif dalam diplomasi kemanusiaan di Palestina dan Rohingya.
3. Konsisten mendukung NKRI berdasarkan Pancasila.
Materi 2:
**Era Postruth: ancaman baru bela negara:
- Hoax dan disinformasi menyebar, memicu perpecahan dan menurunkan nasionalisme.
- 39% mahasiswa terpapar paham radikal (Lemhannas RI, 2024).
- Tantangan: Saring informasi, jaga integritas bangsa.
- **Mahasiswa: Agen perubahan.
Kekuatan bangsa,penjaga moral pancasila,kontrol sosial,bela negara,belajar dan lestarikan budaya.
**Strategi mhasiswa bela negara di era post-truth:
-Literasi digital: saring info, verifikasi, edukasi medsos
-Pendidikan kewarganegaraan: perkuat moral dan patriotisme
-kegiatan sosial budaya: aktif dalam kegiatan yang mempererat persatuan.
**Mahasiswa kunci ketahanan bangsa.bela negara:lawan disinformasi, jaga persatuan, kuatkan kedaulatan.
**Pendidikan Tinggi:
-Berasal dari tradisi kuno.
- Universitas abad pertengahan: pusat teologi, hukum, filsafat
-ungsi: Menjaga kebenaran, mendidik profesional.
**Perguruan Tinggi Modern:
- Riset & pengajaran.
- Instrumen modernisasi.
- Hak warga negara.
- 21st Century Skills.
- Solusi isu kemanusiaan.
- Kebenaran & pelayanan
- **Sebaran Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Total: 162 PTMA tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan Malaysia dan didominasi oleh univ dan sekolah tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI