Lihat ke Halaman Asli

Jamalludin Rahmat

TERVERIFIKASI

HA HU HUM

Kartini Tak Sekadar Kebaya

Diperbarui: 21 April 2019   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Illustrated by lifestyle.okezone.com)

"Aku sungguh ingin mengenal seorang yang kukagumi, perempuan yang modern dan independen, yang melangkah dengan percaya diri dalam hidupnya, ceria dan kuat, antusias dan punya komitmen, bekerja tidak hanya untuk kepuasan dirinya namun juga memberikan dirinya untuk masyarakat luas, bekerja untuk kebaikan sesamanya"( 25 Mei 1899)_ Qory Dellasera dalam R. A. Kartini: Sebuah Pemikiran, Pertentangan dan Perlawanan _

Tulisan ini merupakan daur ulang terhadap tulisan yang saya buat dengan judul "Wanita Sebagai Bagian Sejarah Laki-Laki" dan judulnya kini seperti tertulis diatas. Pun, tulisan ini memperingati Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Tulisan Ini juga tak bermaksud menyudutkan perempuan yang memakai baju kebaya. Pun juga tidak ingin membicarakan politik jenis kelamin yang selalu dijadikan santapan dan dagangan oleh suatu partai politik atau majalah yang menamakan atas agama bahwa pemimpin atau presiden tidak boleh menurut agama ketika pemilihan presiden. 

Bukan pula tentang kebebasan dan berekspresi perempuan yang dirubuhkan habis-habisan batasannya oleh beberapa perempuan kemudian prostitusi online marak dan pekerjaannya merupakan topeng.   

Saya hanya sedang ingin mengapresiasi perempuan bernama Kartini dan Bernard Shaw-intelektual dan orientalis Eropa -yang oleh teman waktu kuliah dulu pendapatnya sering dikutipnya ketika berbicara persoalan hubungan Barat dengan Islam dengan sebutan "standar ganda." Bernard Shaw ini membuat drama tentang Cleopatra yang dibukukan kemudian saya beli dengan uang saya.  

Di siang hari di dekat Lapangan Setia Negara, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, sebuah toko buku terbesar di Indonesia Gramedia mengadakan bazaar buku murah dari harga 15.000 sampai 20.000 rupiah maka dipilih lah buku-buku dengan seharga tersebut diatas dan tiba-tiba terlihat buku berjudul Cleopatra ditulisi oleh Bernard Shaw diterbitkan Idola Qita, cetakan kedua Agustus 2010.

Novel Cleopatra ini adalah saduran dari drama karya Bernard Shaw dengan judul Caesar and Cleopatra. Naskah itu sendiri ditulis tahun 1899, artinya sudah cukup lama naskah itu dibuat, namun hingga sekarang orang masih menyebut nama Cleopatra.

(Illustrated by wartapagi.id)

Perempuan Melampaui Kartini

Di tempat saya memiliki tanah air, ialah satu-satunya tokoh perempuan yang diperingati secara besar-besaran bahkan menasional. Di sosial media, di koran-koran, dan di televisi dimeriahkanlah bahwa R.A. Kartini tonggak sejarah satu-satunya emansipasi wanita. 

Sayangnya Kartini sebagai ikon emansipasi perempuan ini dibatasi pada pakaian kebaya yang dipakai wanita bangsa saya. Malu saya pada kebaya.

Padahal tokoh perempaun Kartini ini penuh dengan gagasan-gagasan besar tapi justru dikerdilkan oleh perempuan yang berasal dari sesama bangsa sendiri. Sesama bangsa sendiri ini juga mengkerdilkan perempuan-perempuan lain yang berkarya bertaruhkan nyawa dan materi untuk kejayaan bangsa Indonesia.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline