Lihat ke Halaman Asli

Faiz Naufal Rafi Nasution

Mahasiswa/Universitas Nasional

Bunga Untuk Dipa

Diperbarui: 19 Agustus 2025   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Propaganda China Mao Zedong 1997

Orang ini namanya Mao Zedong. Manusia yang di juluki The Great Leader dari china. Seorang diktator. Seorang filsuf. Seorang tokoh komunisme terbesar di China yang dibuja, sampai-sampai dibuatkan kuil sendiri untuk bedoa kepadanya.

Sudah dipuja bak tuhan yang agung, usut punya usut Paman Mao ternyata juga manusia. Ia romantis. Suka bermain sastra, ilmu meromantisasi kata. Menariknya, tidak banyak orang yang tau bahwa Paman Mao pernah menuliskan puisi kepada sahabat yang juga muridnya, waktu ketahuan ditangkap karena dalih perccobaan kudeta pemerintahan di sebuah negara.

Begini kira-kira bunyinya:

Tegap menghadap jendela dingin di ranting jarang. Tersenyum mendahului mekarnya berbagai kembang.

Sayang wajah girang tak berwaktu panjang. Malahan gugur menjelang musim semi datang.

yang akan gugur, gugurlah pasti. Gerangan haruskah itu mengesalkan hati?

Pada waktunya buka mekar dan gugur sendiri.

Wanginya tersimpan menanti tahun depan lagi.

Dipa Nusantara Aidit

Diketahui bahwasannya puisi tersebut dituliskan untuk Dipa Nusantara Aidit, salah satu tokoh Komunis Indonesia. Aidit sendiri memang dikenal lebih dekat dengan Beijing ketimbang Moscow. Kedekatan mereka juga terlihat dari cara Aidit yang datang langsung ke Beijing, untuk menyampaikan rencana kudetanya pada Paman Mao.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline