Dalam artikel sebelumnya, saya pernah membahas mengenai KA Batara Kresna yang menjadi salah satu transportasi alternatif warga solo menuju wonogiri maupun sebaliknya. Kali ini, saya akan membahas satu lagi moda transportasi di kota solo yang tidak kalah eksis nya dengan KA Batara Kresna yaitu Bus Batik Solo Trans yang biasa dikenal dengan singkatan BST.
Batik Solo Trans merupakan layanan angkutan umum Bus Sistem Transit (BST) yang diresmikan pertama kali oleh Wali Kota Surakarta, Joko Widodo pada 1 September 2010. Pengoperasian pertama bus ini pada koridor 1 dengan rute Bandara Internasional Adi Soemarmo (Kab. Boyolali) - Terminal Palur (Kab. Karanganyar). Saat itu, Batik Solo Trans dioperasikan oleh Perum Damri. Kini, Batik solo trans mempunyai 4 koridor perjalanan yang baru mengalami perubahan dan diberlakukan tanggal 15 maret 2021, Karena beroprasinya fly over purwosari. Rute BST nya yaitu:
Koridor 1: Terminal Palur - Bandara Adi Soemarmo.
Koridor 2: Terminal Palur - Terminal Kerten.
Koridor 3: Tugu Cembengan - Terminal Kartosuro.
Koridor 4: Terminal Palur - Terminal Kartosuro.
Perincian perubahan rute pada Koridor 1, Terminal Palur - Bandara Adi Soemarmo PP berubah dengan melintasi flyover Purwosari dan seterusnya lewat Faroka - RS UNS - Gembongan - hingga bandara.
Kemudian untuk rute Koridor 2, Terminal Palur - Sub Terminal Kerten bakal lewat bawah flyover Purwosari. Lalu, rute Koridor 3 Tugu Cembengan - Terminal Kartasura dan Koridor 4 Terminal Palur - Terminal Kartasura tidak melewati flyover Purwosari. Rute lengkap Bus Batik Solo Trans bisa dilihat melalui akun sosial medianya maupun web pariwisatasolo.surakarta.go.id.
posjateng.id
Selain itu, ada enam angkutan pengumpan (feeder) yang melayani rute RSUD Ngipang-Pasar Klewer, Cemani (Lotte Grosir)-Taman Jayawijaya, Sub Terminal Semanggi-Mojosongo, Pasar Klewer-Terminal Palur, Pasar Klewer-Terminal Tirtonadi dan Pasar Klewer-Gentan.Tarif Bus Batik Solo Trans hingga saat ini masih gratis hingga batas waktu yang belum ditentukan, karena masih menunggu PM Perhubungan yang menetapkan tarif, setelah ada kajian ability to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP). Namun, penumpang masih tetap harus menempelkan kartu e-Money saat naik dan turun dan tidak memotong saldo. Bagi penumpang yang tidak memiliki kartu, masih diperbolehkan naik asalkan masih dalam masa gratis.
Selama pandemi Covid-19, jumlah penumpang BST dibatasi hingga maksimal 50 persen dari kapasitas total. Sehingga semua bus maksimal berkapasitas setengahnya yaitu 30 tempat duduk dan tidak ada yang berdiri. Total per hari dari empat koridor yang beroperasi mengangkut 3.000-an penumpang.