Lihat ke Halaman Asli

Amri MujiHastuti

Praktisi Pendidikan Sekolah Dasar

Menjaga Semangat Guru di Masa Pandemi

Diperbarui: 14 November 2020   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi aktivitas kegiatan sekolah | Dok. pribadi

Wajah Pendidikan di Masa Pandemi
Praktis telah sekitar 8 bulan sejak bulan Maret, pendidikan menemukan wajah barunya. Dalam arti positif ataupun negatif, image baru itulah yang harus dijalani oleh para guru. 

Sekolah telah menjadi arti yang lebih luas dari sekadar pembelajaran yang dibatasi empat buah dinding ruang kelas. Sekolah sebagian besar dilaksanakan di rumah, dan idealnya membuka kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar, dari banyak sumber belajar, dan dengan beragam aktivitas yang sangat bervariasi, jauh dari bosan.

Pada masa pandemi anak-anak dihadapkan tema besar tentang kesehatan, ancaman kesehatan dunia, atau tentang Dampak Sosial dan Ekonomi di Tengah Wabah. Terkesan berat dan menantang, dan pantas dikategorikan sebagai belajar yang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi seperti yang selama ini terus menerus diupayakan.

Ternyata bukan hanya siswa yang dalam kegiatan belajar berpikir tingkat tinggi ini perlu banyak berlatih dan berupaya, namun pada awalnya justru guru yang harus cermat berlatih dan berupaya dengan tantangan yang tak mudah dan tak sederhana. Guru di awal pandemi cukup kaget dengan kenyataan bahwa sekolah ditutup. 

Pembatasan jarak sosial dilakukan termasuk sekolah. Sistem pembelajaran jarak jauh sama sekali belum ada atau sekedar dipersiapkan untuk membuat new normal sekolah serta merta dapat dilakukan.

Sekolah dengan wajah barunya menuntut tidak hanya guru berpikir tingkat tinggi. Sekolah ini melibatkan lebih banyak pihak untuk mendukung keberhasilan pendidikan dan ada satu pihak di garda terdepan yang mungkin paling tidak siap jadi bagian dari sistem pendukung terpenting pendidikan jarak jauh ini.

Orangtua harus berperan aktif dalam pembelajaran di masa pandemi ini sebab mereka menggantikan tugas guru berada di samping anak dalam belajar di rumah.

Di sisi lain guru menyiapkan pembelajaran daring dan luring, melakukan kunjungan rumah, dan membimbing kegiatan siswa yang dilakukan secara daring maupun luring dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Senormal apapun kategori upaya itu dalam era normal baru namun tetap terasa kurang normal di sanubari guru. Kegiatan terasa kurang maksimal dan terlalu diperpendek.

Kurikulum juga disederhanakan pada masa pandemi ini dengan memprioritaskan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diperlukan bagi keberlanjutan pendidikan siswa di jenjang berikutnya.

Guru berusaha tegar dan terus melakukan refleksi seperti yang diungkapkan Dr. Romi Siswanto fungsional perencana muda pada Ditjen GTK Kemdikbud dalam blog Prof. Suyanto, Ph.D. seorang teknokrat berkebangsaan Indonesia dan rektor di Universitas Negeri Yogyakarta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline