Lihat ke Halaman Asli

Eva Cristine Ronauli

Content Writer di Lokasoka.com

Mengenang Sejarah G30S/PKI yang Terabaikan melalui Buku Cerpen G. M. Sudarta

Diperbarui: 1 Mei 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Bunga Tabur Terakhir | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Hatiku sesak dan sakit, selama membaca buku Bunga Tabur Terakhir karya G. M. Sudarta.

Kumpulan cerita pendek (cerpen) bernuansa tahun 60-an saat gerakan PKI dan anti-PKI sedang marak-maraknya.

10 cerpen dengan keindahan dan kepahitannya masing-masing berhasil menggambarkan kisah-kisah orang kecil di tengah kekejaman dan kekelaman masa gelap itu.

Secara pribadi, aku belum membaca tentang gerakan PKI di Indonesia versi pemerintah, hanya berupa film usang berjudulkan: Pengkhianatan G30S/PKI yang ditayangkan saat masih Sekolah Dasar.

Namun melalui buku kecil ini, G. M. Sudarta menggambarkan kondisi dan situasi se-riil mungkin.

Berdasarkan wawancara kepada keluarga dan kerabat yang mengalami atau mendengar kejadian masa dulu.

Bayangkan, kamu dan keluargamu sedang bercengkrama lalu tiba-tiba suara ketukan pintu dari orang yang tidak diundang menggema di ruang tamu.

Mereka adalah perwakilan kampung, seperti ketua RT atau RW bersama dengan perwakilan tentara datang membawa 'surat cinta'-nya.

"Assalamualaikum, Pak Karto. Saya kemari membawa amanat negara. Kami kemari mau mengamankan Marno, Pak. Desa ini harus dibersihkan dari anggota partai yang telah berbuat makar."

Pola yang sama berulang-ulang terjadi, padahal mereka yang dituduh hanyalah kumpulan anak muda yang ingin berjuang untuk keluarganya. Tidak tahu benar dan salah di mata negara saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline