Lihat ke Halaman Asli

Euri Ametsa

manusia biasa

Kesepian dan Sebatang Tali

Diperbarui: 1 Oktober 2018   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin berhenti beranjak
Mati dan dilupakan
Tak berarti dan tak dihakimi
Menjadi pasir di antara pantai-pantai
Menjadi abu di antara reruntuhan-reruntuhan
Menjadi bayang di antara objek-objek yang di lintasi cahaya
Mati dan tak bersuara
Mati dan tak perlu berarti
Mati dan dilupakan dan melupakan segalanya
Kesunyian ini membunuh khayalan, menumbuhkan kenyataan
Aku bukan raja, hanya kata dibalik debu perpustakaan
Aku bukan apa-apa
Hanya bayang yang menumbuhkan kematian sebelum malaikat maut melihat notifikasi

*

Kemana aku akan pergi
Diri meratapi puing-puing
Seorang diri mencaci maki
Seorang diri mencincang kenyataan yang ku dambakan


Sepi
Sepi
Sepi
Mati
Mati
Mati


Kapan malaikat itu datang?
Pecundang ini sudah lelah menanti
Di tengah jalan yang tak ingin diselesaikannya

*

Mataku tak bisa menidurkan kepala
Puing-puing ingatan memaksakan diri untuk bangun
Aku menambatkan emosi yang berpacu dengan omong kosong
Mencerca hidup yang tak jelas arah dan menanti kematian


Tidak
Tidak ada
Tidak ada lagi
Tidak ada lagi kehidupan itu


Sayang, kapankah kau akan datang?
Aku tidak ingin didahului tali gantungan ini

2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline