Lihat ke Halaman Asli

Esti Maryanti Ipaenim

TERVERIFIKASI

Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Riset Sederhana tentang Literasi Pengguna Kendaraan Bermotor

Diperbarui: 22 Januari 2019   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : geotimes.co.id

"Saya pakai Honda Beat, kalau ke SPBU dapat yang premium, Alhamdulillah. Kalau gak ada, ya terpaksa pake pertalite. Kalau pertalite yang antrinya banyak karena premium-nya juga lagi kosong, ya diisi pertamax aja."

Begitu ungkap salah seorang pengguna sepeda motor merek Honda Beat yang saya kenal. Dari jawabannya terlihat, pengguna yang satu ini tentu minim literasi tentang bahan bakar dan mesin motor.

Bagaimana bisa saya katakan demikian?

Belakangan ini saya berencana untuk membeli sepeda motor, dan karena saya sangat awam terhadap kendaraan bermotor, saya mulai banyak membaca hal ihwal tentangnya. Bahkan sampai menghitung-hitung biaya bahan bakar serta pemeliharaan mesin yang harus saya keluarkan ke depannya dan efek polusinya terhadap lingkungan. Maklum, bukannya sayang duit, tapi saya tipe yang ingin memaksimalkan segala sesuatu yang saya miliki untuk kemanfaatan. Sehingga kalau nantinya punya aset yang fungsional seperti kendaraan, meskipun harga beli di awal mahal saya tidak berkeberatan, asalkan dalam pemakaiannya kendaraan itu harus hemat anggaran, mesin tahan lama, dan ramah lingkungan.

Setelah membaca, saya pun melakukan riset kecil-kecilan dengan bertanya ke orang-orang terdekat yang sudah lama menggunakan kendaraan bermotor. Salah satunya tentang pemilihan jenis bahan bakar.

Bensin kendaraanmu sudah sekarat, Kamu akhirnya berhenti di pompa bensin. Tentunya ada beberapa jenis bahan bakar yang tersedia - jenis premium yang berbiaya rendah yang ditandai dengan RON 87, atau jenis pertalite dengan harga sedang untuk RON 90, atau justru bahan bakar jenis pertamax atau pertamax plus yang memiliki peringkat 91 oktan dan harganya diatas premium dan pertalite. Mana yang akan otomatis kamu pilih?

Begitu kira-kira pertanyaan saya, dan jawaban yang saya dapatkan sangat beragam, serta cukup menunjukkan adanya keragaman tingkat literasi mengenai kendaraan bermotor di antara para penggunanya sendiri. Bahkan faktanya masih banyak pengguna kendaraan bermotor tidak paham tentang apa yang dimaksud dengan peringkat oktan.

Apa itu Peringkat Oktan?

Mesin mobil maupun motor membutuhkan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka peringkat oktan (RON).

Jika kita cermati spesifikasi kendaraan pada brosur biasanya akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Itulah mengapa kita sering mendengar istilah "Ngelitik" (pinging/knocking). Perlahan namun pasti membuat piston seperti permukaan bulan, atau bahkan bisa sampai bolong. Saat terjadi 'ngelitik', bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Karenanya mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).

Banyak para pengguna kendaraan bermotor yang abai akan hal ini. Mereka berpikir bahwa asal mengisi bahan bakar dan motor bisa dikendarai saja sudah cukup. Padahal penting sekali untuk mengikuti saran dari manual mesin motor atau mobil saat pertama kali membeli dan tetap konsisten menggunakan bahan bakar yang disarankan, dan tidak gonta ganti. Yang jadi masalah, banyak orang yang justru seenaknya gonta-ganti BBM. Hari ini pakai pertamax, besoknya pakai pertaltite, ganti lagi pakai premium, dan lainnya. Selain itu, ada juga suka mencampur premium dengan pertamax untuk mendapatkan bahan bakar setara dengan pertalite. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline