Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Kita Seperti Pasangan Hidup Mesra dengan Krisis

Diperbarui: 21 November 2022   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi resesi 2023 (Sumber gambar : observerid.com)

Hari-hari terakhir masyarakat digegerkan dengan berita mengenai Indonesia akan menghadapi resesi global tahun 2023. Berita itu mengalir "deras" di jagat media sosial. Tidak sedikit orang merasa harap-harap cemas. 

Tetapi, peristiwa krisis yang bagaimana bisa Anda bayangkan jika harus diungkapkan dari sudut pandang tertentu. 

Jejak-jejak peristiwa yang berkembang tidak bisa dipisahkan dari alur pemahaman tentang krisis, siklus, dan perubahan, yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari.

Apa saja pikiran dan tindakan mereka selalu berkaitan dengan kondisi yang mengelilinginya, apalagi menyangkut peristiwa tidak terduga tanpa hukum sebab akibat? 

Berpikir di luar peristiwa besar yang tidak terduga atau berpikir tentang fenomena yang ekstrim dan kompleks. 

Seperti rangkaian peristiwa krisis memperlihatkan faktor-faktor yang berinteraksi dengan krisis keadilan, seraya mata kita tertuju pada krisis corona, krisis iklim, krisis energi, dan krisis ekonomi global.

Hal ini, tidak berarti kita hanya memiliki cara berpikir berdasarkan ketunggalan kondisi kemakmuran atau kekayaan universal yang merata bagi umat manusia. Lain halnya, ketika krisis dilawankan dengan kemakmuran, yang diukur menurut nilai materi. 

Krisis serupa dengan ketidakpastian. Krisis sedikit demi sedikit buyar melalui transformasi dan perubahan dalam kondisi kebahagiaan dan kepastian. Sebaliknya, krisis memparadokskan perubahan.

Jika individu keluar dari krisis sepuluh tahun yang lalu, itu konsekuensi perubahan diri tanpa terbebani dengan kondisi pemulihan dirahi sekarang merupakan rahasia tersendiri. 

Lebih sedikit dari rahasia tidak membuat kita terbebas dari pengulangan, kecuali tindakan-tindakan tanpa tiruan lebih banyak daripada sekedar apa yang diucapkannya menentukan rangkaian peristiwa untuk perubahan demi perubahan, disusun secara teratur.

Rangkaian perubahan menawarkan sistem, ranah dan keadaan; ia tidak mencecerkan jejak-jejak, tetapi penciptaan baru tidak lebih dari rangkaian relasi. Bahwa kita terpaku untuk merahi kemakmuran, mengingat krisis, siklus, dan perubahan seakan-akan berdiri di depan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline