Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Bahan Jadi yang Ternilai Sekaligus Tercela

Diperbarui: 26 Februari 2024   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : nytimes.com, 2019/12/08

Jika bukan Ayah, WTO adalah Bro (A, B huruf kapital), saudara Indonesia dalam bidang ekonomi, tepatnya perdagangan bebas dunia.

Gayung bersambut, Presiden Jokowi (13/10/2021), akhirnya melayani pernyataan gugatan World Trade Organization (WTO) sebagai akibat dari kebijakan larangan ekspor nikel yang diterapkan oleh negara kita.

Saya kira, ekspor nikel, misalnya karena sesuatu yang memikat. Jokowi mungkin melihat ada semacam mistik di balik nikel, yang diproses dari bahan mentah ke bahan jadi untuk diekspor. Percaya atau tidak? Nikel sebagai bahan jadi mengandung “mistik” lantaran ada suatu kekuatan yang mempesona didalamnya, sehingga negara patut memperjuangkannya di pasar bebas.

Rupanya, bahan jadi nikel bernilai plus, tetapi tercela di mata WTO. Nah, peran WTO sebagai sang wasit juga menjadi si penggugat alias si pencela. Coba kita bayangkan, Indonesia yang kaya nikel, mineral dan pertambangan lainnya ujung-ujungnya tercela hanya karena kebijakan barang jadi. Maka lengkaplah sudah nasib negeri kami, Bro!

Saya teringat dengan buku, berjudul Indonesia Menggugat, karya Ir. Soekarno. Sebuah risalah yang diterbitkan oleh Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Ia adalah tulisan yang tajam suaranya di balik teks, setajam lidah saat beliau berpidato, yang menggerakkan massa.

Buku itu ditulis tahun 1930 sesuai latar belakang penderitaan massal dialami oleh rakyat yang terjajah, termasuk pembelaan atas dirinya di depan pengadilan kolonial Belanda ‘tempoe doeloe’.

Dari satu kasus tertentu, keadaan bisa menjadi gambar terbalik. Sebagaimana peristiwa mutakhir, WTO menggugat Indonesia. WTO sebagai penyemangat pasar bebas, ia juga pencela bahan jadi.

Kini, kita sudah mengetahui, bahwa kita berada di era digital. 

Permasalahan dan tantangan tambang mineral dan batu bara (minerba) kian kompleks. Lain zaman, lain pula sudut pandang dan pemikirannya.

Tidak berarti orang Indonesia terburu-buru menarik kesimpulan tentang sebagian dari anggota WTO merupakan agen penjajah dan hegemoni global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline