Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Mengapa Ayah Enggan Berbicara tentang Diskursus Kuasa?

Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : geotimes.com

Pembentukan wilayah obyek-obyek yang tidak sepenuhnya baru.Ada kemungkinan, bahwa relasi kuasa bisa mengungkap ucapan, teks, dan adegan yang cukup menggelikan, dimana sebagian datang darinya.

Kemunculan wilayah obyek-obyek di sini sebagai sebuah wilayah lebih dipusatkan pada relasi-relasi dan proses-proses, memungkinkan kita mencoba untuk mendeskripsikan dan menelaah secara khusus.

Tetapi, pembicaraan yang santer mengenai peristiwa pandemi corona melanda di negeri ini dan di bagian bumi lain dalam 'relasi kuasa' (isolasi, lockdown, prosedur kesehatan, vaksin), yang suaranya muncul lebih awal dari teks.

Apa saja suara yang muncul di luar, diantaranya pernyataan-pernyataan?

"Jika menampilkan skenario terburuk, maka kita telah siap mengantisipasi kemunculannya". "Jika tidak ada efek penurunan penularan virus secara signifikan selama sekian hari, maka kita perlu pembatasan mobilitas". "Selama tidak jelas apa dampak yang ditimbulkan oleh pembatasan kegiatan, kita akan revisi kebijakan lama menjadi kebijakan baru."

Kita percaya pada sesuatu yang terjadi secara ajek, ketika kebijakan berubah-ubah karena perkembangan mutakhir dan kondisi berbeda yang melatarinya.

Setiap pernyataan yang keluar dari kekuatan penampilan tubuh, pengambil kebijakan tidak harus memberi pengaruh pada kehidupan kolektif atau individual dan pelaksana kebijakan itu sendiri secara institusional.

Dalam konteks kuasa administratif, kita mengetahui bahwa kelompok pernyataan sebagai gema, yang dimungkinkan diterima atau ditolak menjadi kebijakan, yang dimuat dalam regulasi yang tertulis secara resmi.

Dari orang-orang yang berada di luar rezim kuasa negara, mengatakan: "Pandemi corona tidak lebih dari rekayasa." "Penyakit itu tidak ada." "Orang lebih takut pada corona, daripada yang lain."

Begitulah perbedaan dengan pilihan mode berpikir yang cenderung pada kenampakan penampilan lahiriah atau benda-benda tampak dari dunia indera, dibandingkan sudut pandang a priori atau intelek manusia.

Semuanya berada dalam lingkaran hirarki ujaran, sebelum dan setelah regulasi tersusun mengenai daftar sektor pembatasan dibuat sedemikian rupa menariknya. "Katakanlah kebenaran pada kita!" Kegaguman pada 'hirarki ujaran' hanya melahirkan kepatuhan sekaligus pelanggaran batas-batas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline