Lihat ke Halaman Asli

Erica AuliaWidiani

Writer - Content Creator - Businesswoman

Bahaya Toxic Productivity: Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 19 Januari 2022   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.freepik.com

Seiring berjalannya waktu, dimana teknologi sudah berkembang pesat, dan orang-orang mulai melek akan masa depan. Tentunya menjadi salah satu pengaruh dari meningkatnya produktivitas dalam hidup.

Namun tanpa kita sadari, produktivitas yang terlalu ekstrim bisa menjadi toxic dan dapat berdampak buruk bagi kehidupan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi pola tidur bahkan membuat kesehatan kita jadi terganggu.

APA SIH TOXIC PRODUCTIVITY ITU?

1. Dr. Julie Smith-Psikolog klinis dari Hampsire, Inggris

Toxic productivity ialah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

2. Erika Ferszt-Psikolog organisasi di London

Toxic productivity ialah ketidakmampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas dengan alasan untuk melakukan aktivitas itu.

Pada intinya, toxic productivity adalah kondisi dimana kita kesulitan mengontrol diri dalam melakukan sebuah pekerjaan. Kita selalu  merasa kurang atas apa yang sudah kita kerjakan. Bahkan menganggap istirahat merupakan suatu hal yang dapat menggangu produktivitas kita.

CIRI-CIRI TOXIC PRODUCTIVITY

  • Merasa Harus Selalu Produktif

Memiliki keinginan untuk mengerjakan suatu hal, atau merampungkan pekerjaan yang kita punyai menandakan kita memiliki tanggung jawab yang baik. Tapi bukan berarti kita harus selalu bergerak untuk melakukan suatu hal. Produktif adalah ketika kita melakukan pekerjaan dengan porsi yang cukup dan terkendali. Ketika kita mengharuskan diri untuk terus produktif setiap saat, sudah saatnya kita mulai berhati-hati dan mengendalikan diri agar tidak mengalami toxic productivity.

  • Mempunyai Ekspektasi Yang Tidak Realistis

Punya ekspektasi terhadap hal yang kita kerjakan itu merupakan hal yang wajar. Tapi jangan sampai ekspektasinya jadi tidak masuk akal. Karena hal ini tentunya sangat berpengaruh dengan pola kerja kita. Semakin tidak realistis ekpektasi yang kita punya, semakin gila pula keinginan kita untuk bekerja agar bisa memenuhi keinginan kita tersebut.

  • Merasa Bersalah Ketika Beristirahat Sedikit Lebih Lama

Mindset bahwa istirahat merupakan hal yang sia-sia karena membuang waktu untuk tidak melakukan apapun sangatlah keliru. Apapun yang sedang kita lakukan, istirahat merupakan hal yang sangat diperlukan untuk memberikan jeda bagi kita.

  • Selalu Tidak Pernah Merasa Puas
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline