Lihat ke Halaman Asli

Erenzh Pulalo

Akun Baru

Kami Melantai, di Mana Hak Kami?

Diperbarui: 13 Desember 2022   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kesejahteraan penduduk sudah tentu bagian dari program kerja setiap pemimpin daerah, entah siapa pemimpinnya dan bagaimana latar belakangnya, tujuan utamanya adalah melihat kesejahteraan masyarakat lokal. 

Berbagai daerah termasuk Papua tentu memiliki ciri khas tersendiri untuk dikatakan sejahtera. Masyarakat Papua hingga saat ini masih bertanya-tanya arti kesejahteraan itu. 

Pada pemilihan umum saja, para kepentingan mengejar sepotong roti suara rakyat hingga mengaum tanpa henti, ketika sudah mendapatkannya ia memanfaatkan kursi pemerintahannya untuk memperkaya diri dan istri mudanya tanpa melihat jeritan tangis masyarakat kecil. 

Teriakan demi teriakan terus menggema, tetapi para politikus sudah hasrat membabibuta menggunakan uang rakyat untuk kesenangannya dengan berjudi dan nongkrong di bar. 

Lalu tangisan minor rakyat Papua yang menjerit kesakitan karena ingin setetes air susu, tetapi dimana mereka yang dahulu mencari rakyat seperti kucing kelaparan yang sudah nyaman menutup telinga mereka dengan satu koin seribu untuk menutup telinganya. 

Kini, masyarakat Papua mau bekerja dan mencari uang untuk sebutir beras dan segelas susu tetapi hasil kebun yang dibawa entah diletakkan dimana, kala tempat jualan mereka terus diintimidasi. 

Kami Melantai, Dimana Hak Kami. ? 

Kami melantai, dimana hak kami. ? Itulah pertanyaan yang terus dilontarkan mama-mama Papua yang berjualan di Pasar Tahara Sentani. 

Dengan luas 30 x 40 centimeter menjadi tempat kecil mama-mama Papua mengadu nasib untuk mendapatkan seribu agar bisa menyekolahkan anak dan membeli beras untuk makan sehari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline