Lihat ke Halaman Asli

Eni Farida

Pencinta Kata

Harapan di Bulan Sejuta Asa

Diperbarui: 6 Mei 2019   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sains kompas

"Allahumma Baariklana Fi Rajaba, wa Sya'bana wa ballighna Ramadhana"

Doa ini sering didengungkan dua bulan menjelang Ramadhan. Mulai bulan Rajab, bulan Sya'ban dan bulan Ramadhan. Sebuah ungkapan rasa dan harapan kepada Allah, agar kita senantiasa mendapat keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban, dan disampaikan umur kita sampai pada bulan Ramadhan.

Kebahagiaan tak terhingga kurasakan, karena masih bisa menemui Ramadhan dalam kondisi sehat wal afiat, walau dua bulan sebelum Ramadhan, sebuah musibah menimpaku, kecelakaan itu terjadi. Hingga aku berfikir andai saja Allah tidak mengulurkan tanganNYa membantuku, mungkin aku tidak akan bisa selamat dari musibah tersebut. Alhamdulillah...puji syukur tak henti kupanjatkan kehadiratMu ya Rabb.

***
Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, harapan dan sejuta kenikmatan. Tak heran jika banyak dari kita berharap untuk bisa menemui Ramadhan dengan berbagai ekspresi. Bahkan segala persiapan dilakukan untuk menyambut Ramadhan. Seperti tradisi bersih-bersih rumah, tempat-tempat ibadah, seperti masjid, mushalla dan surau-surau kecil di sudut desa. Saling berkirim makanan, kue apem sebagai wujud rasa syukur yang tak terhingga karena sudah dipertemukan dengan bulan yang mulya ini.

Namun apalah artinya berbagai persiapan, jika Ramadhan hanya dilewatkan sebagai sebuah bulan yang seolah-olah tak memiliki keistimewaan apapun dibanding sebelas bulan sebelumnya. Oleh karena itu banyak harapan yang ingin ku raih di bulan ini, setidaknya aku ingin bulan ini jadi momentum, agar aku bisa jadi pribadi yang lebih baik.

Harapanku di Ramadhan ini :

Aku Ingin menjadi pribadi yang lebih banyak bersyukur

Peristiwa demi peristiwa terjadi dalam kehidupanku, bahkan seperti yang kutulis di awal tulisan ini, beberapa bulan terakhir menjelang Ramadhan, aku mengalami berbagai peristiwa, yang menurutku semua adalah ujian dari Allah SWT. Aku harus dihadapkan pada sebuah kecelakaan yang membuatku cedera, ujian dalam keluarga kecilku, putra bungsuku "menguji" emosi dan kesabaranku sebagai ibu, perbedaan-perbedaan pandangan dengan suami menyebabkan riak-riak semakin sering ku rasakan.

Namun dibalik semua ujian itu, Allah masih memberiku "hadiah", SK kenaikan jabatanku akhirnya keluar juga, setelah melalui revisi berkali-kali.  Suamiku naik jabatan, anak sulungku lulus ujian tahap I untuk melanjutkan studinya. Ini baru sebagian kecil hadiah yang kuterima. Karena masih banyak nikmat yang Allah berikan padaku sepanjang tahun yang telah kulewati. Aku dan keluargaku selalu sehat, kami bisa selalu bersama, berbagi, tersenyum dan beribadah tanpa halangan, bagiku benar-benar anugerah yang tak bisa kunilai dengan materi apapun.

Momen Ramadhan ini, aku ingin jadi pribadi yang lebih banyak bersyukur. Tidak hanya sekedar berucap Alhamdulillah, tetapi wujud syukurku ingin kuwujudkan dalam bentuk lebih mendekatkan diri pada Allah swt, banyak berbagi dengan orang-orang sekitarku. Karena aku yakin apa yang ku dapatkan tak lepas dari doa mereka semua.

Aku ingin jadi pribadi yang lebih sabar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline