Lihat ke Halaman Asli

My Beautiful Sister

Diperbarui: 22 Maret 2019   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

PROLOG 

Cirebon, 17 Oktober 2010
15.40 WIB

"Baiklah, Syam. Sekarang dia adalah Adikmu, namanya adalah Euna Myung Hae. Kamu bisa panggil dia Euna." Ucap Ayahku sementara aku masih sibuk meniup balonku. 

Ia memperkenalkan seorang wanita cantik keturunan kulit putih berusia 30 tahunan. Tidak, sebenarnya yang Ayahku maksud adalah anak kecil pemalu di belakang kaki wanita itu.

Pandanganku terkunci pada mata kecokelatan yang mengintip dibalik juntaian syal biru dibawah pinggang wanita itu. 

Wajah 'tak biasa' dengan kelopak sipit dan iris yang memandang dalam. Hidung kecil mancung dan bibir merah muda itu terlihat sangat mempesona. Dahinya tertutupi helaian shagy. Rambutnya yang tergerai panjang begitu hitam. Dan yang paling menyita perhatianku adalah, kulitnya halus dan putih sekali! Mungkin jika Ia berkeringat aku bisa tergelincir kalau memegangnya! Oke, itu bodoh.

"A-annyeonghaseyo, O-oppa." Suara lembut mengalun bak bunga tabebuya yang mekar di gurun tandus. Sehalus sutera yang menyelimuti tubuhku dari sinar mentari. 

Sejenak, pikiranku kosong sambil terus meniup balon. Tadi dia bilang apa ya, Anyong? Anyong?? Anyongaseo????

"DUAAARRRRR!!!" Kami semua terkejut. Tak terkecuali aku dan anak gadis itu. Balon yang kutiup meledak, dahiku berkedut memasang wajah bodoh.

"Eh?" Gumamku bodoh. Entah kebodohan apalagi yang aku lakukan sementara gadis manis ini memperhatikanku dari tadi. 

Tiba-tiba wajahku memanas, memicu sesuatu yang seakan ingin membuncah dari kedua mataku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline