Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

BPJS = Belum Punya Jangan Sakit

Diperbarui: 16 September 2016   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi: Pasien RSU AW Sjahranie Samarinda usai menjalani perawatan, bersiap kembali ke rumah.

Ketika pertama kali mendengar tentang perubahan PT Askes menjadi BPJS Kesehatan, yang pertama kali muncul di benak adalah, jangan-jangan ini hanya ganti baju saja. Namanya juga cuma ganti baju, kemungkinan isinya akan tetap sama saja.

Tapi, karena ini sudah dilindungi Undang-undang 24/2011 tentang jaminan sosial nasional, maka mau tidak mau, suka tidak suka, semua penduduk Indonesia, tanpa kecuali, harus terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan. 

Begitu pula dengan saya, mau tidak mau juga nyemplung daftar ikut program BPJS Kesehatan. Sebab, kantor tempat saya bekerja, wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan.

Akibat regulasi baru ini, maka jumlah peserta BPJS Kesehatan langsung melonjak drastis. Antrean di loket-loket layanan kesehatan tak terelakkan. Keluhan bahkan sumpah serapah pun bermunculan di berbagai platform media. 

Bagi saya sendiri, sangat enggan ikut terlibat dalam diskusi negatif. Kenapa, sejak mengerti tentang teknologi pikiran, enggan rasanya pikiran dipenuhi hal-hal negatif yang menguras energi.

Terhadap semua komentar miring itu, bagi saya positif saja. Artinya, semakin banyak orang yang membutuhkan layanan kesehatan dan merasa bahwa lembaga yang mengurusi jaminan kesehatan memang sangat diperlukan. 

Saya sendiri sudah pernah merasakan layanan ini. Cukup datang ke dokter yang sudah kerja sama, tunjukkan kartu, dapat pemeriksaan dan obat gratis, pulang deh.

Layanan jaminan kesehatan ini tentu tidak bisa langsung sempurna. Begitu banyak keluhan bertebaran di media sosial, bahkan di media cetak, hingga elektronik. Hal ini sangat wajar, karena rasio jumlah mereka yang membutuhkan layanan dengan fasilitas yang tersedia selalu berkejaran. 

Sebab boleh jadi, warga yang selama ini harus berpikir untuk berobat karena tidak punya uang, kini sakit sedikit saja pergi ke dokter. Kenapa? Karena merasa ada layanan jaminan kesehatan yang murah, bahkan gratis bagi mereka yang masuk golongan tidak mampu.

foto pribadi: Warga antre dengan sabar untuk mendapatkan layanan kesehatan di RSU AW Sjahranie Samarinda.

Gotong Royong

Jujur, ada juga rasa penasaran, kenapa sih layanan BPJS Kesehatan masih dikeluhkan. Di mana masalahnya dan apa penyebabnya? Untuk menjawab rasa penasaran itu, girang rasanya ketika ada informasi bahwa Kompasiana menggelar acara Kompasiana Nangkring Bersama BPJS Kesehatan di Balikpapan, Jumat (9/9/2016) pagi tadi. Apalagi jarang rasanya ada event seperti ini di Kaltim. 

Namun lagi-lagi Dewi Fortuna belum berpihak pada saya. Bersamaan dengan event itu, saya masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Balikpapan. Walhasil, gagal total ikut event ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline