Lihat ke Halaman Asli

Endang saefulloh

Bahagia dan sehat selalu

Nasib dan Kebiasaan

Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Perhatikan pikiran-pikiranmu, karena akan menjadi kata-katamu. Perhatikan kata-kata mu, karena akan menjadi tindakan-tindakanmu. Perhatikan tindakan-tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaan-kebiasaanmu. Perhatikan kebiasaan-kebiasaanmu, karena akan menjadi watakmu, dan perhatikan watakmu, karena itulah yang akan membentuk NASIB-mu".

Nah sekarang tahu kan, kenapa nasib kita menjadi seperti sekarang ini? ternyata semua berawal dari pikiran-pikiran kita. 

Apa yang kita pikirkan setiap hari akan selalu  menjadi kata-kata dan tindakan kita. Anda pasti bisa menilai kepribadian seseorang cukup dengan memperhatikan kata-kata dan tindakan-tindakannya.

Kalau anda punya sedikit waktu, cobalah melakukan observasi/pengamatan terhadap sikap dan sifat dari dua orang yang berbeda kondisi keuangannya. Perhatikan orang-orang kaya, bagaimana cara mereka berbicara, cara mereka bersikap terhadap orang lain. 

Bandingkan dengan orang miskin yang anda tahu/kenal, bagaimana cara mereka berbicara dan bersikap terhadap kehidupan. Seseorang yang memiliki kebiasaan menolong, tentunya akan beda masa depannya dengan seseorang yang punya kebiasaan kikir dan rakus dalam hidup.

Rumusnya begini ; Pikiran - ucapan - Tindakan - Kebiasaan - Karakter - Nasib (Sukses/Gagal)

jadi  yang perlu kita lakukan untuk mengubah  nasib  adalah mereview kembali watak anda, buat daftar tentang sifat dan sikap anda sehari-hari. Jabarkan lebih luas lagi lebih detail kebiasaan-kebiasaan apa yang telah terbentuk dalam hidup sehari-hari anda. Buat dua bagian, watak yang bagus dan jelek. Watak yang bagus itu terbentuk dari kebiasaan apa? Watak jelek ini terbentuk dari kebiasaan yang mana?

Kebiasaan baik hendaknya  dipertahankan bahkan  ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang optimal. sedangkan  Kebiasaan buruk harus diteliti secara mendalam faktor yang membentuknya, lalu niatkan untuk meninggalkannya dan mulai mengganti dengan watak yang sebaliknya.  

Lakukan kebiasaan-kebiasaan baru untuk membangun watak yang diinginkan, cobalah selama 2 bulan. Jika anda bisa bertahan dengan kebiasaan baru selama 2 bulan, kemungkinan besar watak lama akan hilang dengan sendirinya.

Misalnya  jika anda punya cita-cita  menjadi pengusaha tetapi anda tidak memiliki watak (kebiasaan) pengusaha yakni  kerja keras, mau belajar, berani mengambil resiko. Sementara watak anda saat ini ; malas, tidak suka belajar, dan tidak berani ambil resiko. Maka yang harus anda lakukan adalah mencoba kebiasaan baru yaitu melawan kemalasan dengan membuat kegiatan yang berguna, tidak banyak  membuang  waktu sia-sia, selalu mengembangkan minat mempelajari hal  baru setiap hari.

Sebab orang menjadi bodoh bukan karena kemampuan otaknya yang kurang, tetapi karena malas belajar.  Selain itu anda juga perlu mengembangkan kebiasaan berani mengambil resiko. Itu hanya sebagai contoh saja, anda bisa mengembangkan watak anda sesuai minat dan kemampuan anda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline