Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Dalam Sidang PBB, Erdogan Pertanyakan Batas Israel

Diperbarui: 26 September 2019   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erdogan (dok. AK Parti)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam keras anggota PBB mengenai pendudukan Israel atas Palestina. Ia bahkan berani mempertanyakan dimana batas negara Israel yang sebenarnya.

Turki memang menjadi satu-satunya negara yang menentang keras agresi Israel terhadap bangsa dan negara Palestina. Erdogan menjadi pemimpin pertama yang berani mempermasalahkan perbatasan negara zionis tersebut.

Erdogan mengatakan dengan berapi-api di depan sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York,"Di mana perbatasan Israel dimulai dan berakhir? Apakah perbatasan 1948, perbatasan 1967, atau ada perbatasan lain?"

Sambil berkata, Erdogan mengacungkan peta Palestina yang semakin menyusut dalam beberapa dekade. Sejak tahun 1948 hingga sekarang.

Erdogan menyoroti bahwa Israel tidak juga puas dengan apa yang telah dirampas, malah mau mencaplok tanah yang tersisa.  Dan ia prihatin dengan ketidakhadiran wakil Palestina dalam sidang itu.

Erdogan dengan tajam mengkritik PBB karena setiap kebijakan tumpul bagi Israel. Kalau demikian, maka tidak akan ada keadilan yang ditegakkan. Pendudukan Israel atas Palestina sama sekali tidak sah.

Menurut Erdogan, semua aktor komunitas internasional, seharusnya mendukung Palestina. Tetapi kenyataannya, bahkan PBB telah mengingkari komitmen mengenai Palestina.

Selain persoalan Palestina, Erdogan juga menekankan pencaplokan dataran tinggi Golan dan Tepi Barat oleh Israel. Dan hal itu terjadi di depan mata masyarakat internasional. 

Presiden Turki tersebut juga menyinggung  motif di balik 'kesepakatan abad ini' yang justru mengarah untuk melenyapkan Palestina dari peta dunia. Palestina telah menjadi sasaran ketidakadilan yang sangat mencolok di mata dunia.

Erdogan memaparkan berbagai kekejaman Israel yang dilakukan terhadap orang-orang Palestina. Pembunuhan wanita dan anak-anak yang berlangsung dengan keji. 

Pemimpin Turki ini mendesak agar Palestina ditetapkan sebagai bangsa dan negara dengan rujukan kesepakatan tahun 1967.  Yerusalem menjadi ibukota Palestina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline