Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Taher

TERVERIFIKASI

Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Pandemi dan Pesan Simbolik 75 Tahun Indonesia Merdeka

Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnbcindonesia.com

Oleh : eN-Te

Tak dapat dipungkiri bahwa perjalanan bangsa ini telah melalui tahapan yang sangat krusial dan mengagumkan. Krusial dan mengagumkan karena mulai dari masa penjajahan Belanda, kemudian beralih tangan ke fasisme Jepang, lalu berani menentukan nasibnya sendiri dengan memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. 

Tak berhenti, kembali rakyat Indonesia harus berjuang mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada tahun 1949. Sejak pengakuan hingga sekarang, dengan berbagai dinamika sosial politik telah membentuk Indonesia dan seluruh anak bangsa sebagai sebuah entitas dunia seperti hari ini.

Dalam rentang waktu lebih dari tujuh dekade (75 tahun) kita telah menyaksikan berbagai peristiwa di dunia yang turut pula memberi warna pada perjalanan bangsa ini, baik itu peristiwa sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Apakah semua dinamika tersebut telah membentuk Indonesia sebagaimana tujuan dihadirkan negara ini sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945? 

Adakah situasi dunia saat ini turut pula memberi dampak terhadap perhelatan peringatan hari ulang tahun sebagai sebuah bangsa merdeka dan berdaulat? Dan bagaimana momentum pandemi saat ini dapat memberi inspirasi untuk merayakan kemerdekaan tanpa menafikkan kondisi faktual tentang keberagaman?

Virus Wuhan

Pada akhir Desember 2019, dunia dikejutkan oleh sebuah penyakit baru yang disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan atas. Awal mula virus itu menyebar di Kota Wuhan, China (RRT). Penyakit tersebut dengan mudah menyebar dan menyerang setiap orang yang terpapar virus, yang di berbagai pemberitaan awal dikenal sebagai virus Wuhan (karena ditemukan untuk pertama kalinya di Kota Wuhan).

Dalam sekejap pasien dengan cepat bertambah. Semakin hari pertambahan pasien semakin melonjak tajam, hingga fasilitas kesehatan dan tenaga medis kewalahan menanganinya. Dalam kondisi seperti itu, Pemerintah China pun mengambil langkah cepat dan strategis-taktis.

Dengan cepat Pemerintah China melakukan penutupan atau karantina wilayah (lockdown) Kota Wuhan untuk mencegah penyebaran virus ini menjadi lebih massif dan tak terkendali. Kebijakan karantina wilayah tersebut diambil setelah mengetahui bahwa penularan virus ini telah terjadi antarmanusia. Kota Wuhan dalam sekejap berubah sunyi bagai kota mati (hantu).

Pemerintah China pun dengan sigap mendirikan fasilitas rumah sakit darurat dengan daya tampung cukup besar dalam waktu yang sangat fantastis. Sungguh di luar dugaan, hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari dua minggu fasilitas rumah sakit dengan berbagai alat canggih lengkap dapat berfungsi dan beroperasi. Tenaga medispun didatangkan dari luar Kota Wuhan untuk memberi supporting terhadap penanganan pasien.  

Gerak cepat yang dilakukan oleh Pemerintah China (Kota Wuhan) membuahkan hasil. Terhitung sejak awal muncul dan menyebar virus ini, dengan berbagai langkah strategis dan taktis yang dilakukan, Pemerintah China dapat mencegah meluasnya pertambahan pasien dan untuk sementara mampu "membebaskan" Kota Wuhan dari virus mematikan tersebut, relatif hanya dalam waktu 4 bulan, terhitung sejak virus untuk pertama kali ditemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline